Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tidak Layak, YLKI Desak Pemkot Bandung Atur Sterofoam Kemasan

Yayasan lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) meminta Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatur produksi dan distribusi sterofoam sebagai kemasan untuk makanan, untuk menunjang pelarangan penggunaannya.
Kemasan sterofoam/Ilustrasi
Kemasan sterofoam/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Yayasan lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) meminta Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatur produksi dan distribusi sterofoam sebagai kemasan untuk makanan, untuk menunjang pelarangan penggunaannya.

Eva Rosita, Peneliti YLKI, menilai pengaturan hilir penggunaan sterofoam sebagai kemasan makanan belum cukup, untuk mengatur peredarannya di masyarakat. Kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah Kota Bandung itu juga harus diikuti dengan pengaturan di sisi hulunya.

“Jangan hanya restoran dan warung saja yang dilarang, tetapi juga produksi dan distribusinya harus diatur,” katanya, Senin (17/10/2016).

Eva menuturkan pihaknya sangat mengapresiasi langkah Pemerintah Kota Bandung melarang penggunaan sterofoam untuk kemasan makanan. Pasalnya, kemasan yang selama ini lazim digunakan masyarakat itu memiliki dampak negatif untuk kesehatan dan lingkungan.

Menurutnya, Pemerintah Kota Bandung dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga harus lebih aktif melakukan edukasi kepada masyarakat, agar mau menekan penggunaan sterofoam sebagai kemasan makanan.

YLKI, lanjut Eva, sebenarnya sudah lama melakukan advokasi agar penggunaan sterofoam sebagai kemasan makanan diatur dengan ketat. Bahkan, YLKI pernah meminta restoran cepat saji di Jakarta untuk tidak menggunakan sterofoam.

“Sterofoam memang bukan jenis kemasan yang diperuntukan untuk kemasan makanan, karena tidak food grade,” ujarnya.

Eva menyebutkan penggunaan sterofoam untuk makanan panas dan berlemak dapat memicu karsinogenik. Karakteristik sterofoam yang tidak dapat didaur ulang dan tidak memiliki nilai ekonomi juga menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lili Sunardi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper