Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stok Pangan Hingga Akhir 2016 Aman

Pemerintah menjamin pasokan dan stok kebutuhan bahan pokok penting bagi masyarakat masih mencukupi hingga akhir 2016. Saat ini, stok beras yang ada mencapai 1,9 juta ton untuk 7,19 bulan ke depan.
Pemerintah menjamin pasokan dan stok kebutuhan bahan pokok penting bagi masyarakat masih mencukupi hingga akhir 2016./Bisnis
Pemerintah menjamin pasokan dan stok kebutuhan bahan pokok penting bagi masyarakat masih mencukupi hingga akhir 2016./Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA -  Pemerintah menjamin pasokan dan stok kebutuhan bahan pokok penting bagi masyarakat masih mencukupi hingga akhir 2016. Saat ini, stok beras yang ada mencapai 1,9 juta ton untuk 7,19 bulan ke depan.

"Untuk produk pertanian seperti stok beras, jagung dan kedelai mencukupi untuk 3-7 bulan," kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan, saat ditemui di kantornya, di Jakarta, Rabu (5/10/2016).

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, tercatat untuk stok beras yang ada pada Perum Bulog sebanyak 1.987.070 ton yang mencukupi untuk 7,19 bulan. Stok tersebut terbagi, stok Bulog sebanyak 1.803.484 ton, stok komersial sebanyak 183.586 ton dan stok cadangan beras pemerintah sebanyak 32.151 ton.

Oke menambahkan, sementara pasokan beras ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta pada Minggu (3/10) lalu sebanyak 2.860 ton, dimana pada kondisi normal pasokan berkisar antara 2.500 ton hingga 3.000 ton per hari. Tercatat, stok yang ada di PIBC mencapai 41.231 ton beras.

"Sementara untuk stok gula kristal putih sebanyak 288.000 ton, cukup untuk memenuhi kebutuhan 1,3 bulan kedepan dimana rata-rata kebutuhan per bulan sebanyak 220.000 ton," kata Oke.

Untuk kebutuhan daging dalam negeri, lanjut Oke, masih mencukupi untuk 1,4 bulan kedepan dengan rincian stok atau pasokan berupa sapi bakalan sebanyak 196.244 ekor, sapi lokal sebanyak 10.906 ekor sapi lokal dan izin impor sebanyak 45.000 ton.

"Daging sapi masih cukup untuk 1,4 bulan kedepan, bahkan dengan adanya alokasi impor daging kerbau sebanyak 70.000 ton, hingga akhir tahun (kebutuhan daging masyarakat) akan masih mencukupi," kata Oke.

Sementara untuk pasokan daging ayam tercatat mengalami surplus atau over pasokan sebanyak 5.000 ton per minggu, dengan kebutuhan normal sebanyak 46.000 ton per minggu sementara pasokan yang ada mencapai 51.000 ton per minggu.

Stok bawang merah, cabai merah dan cabai rawit akan cukup hingga akhir tahun karena masih ada pasokan di dalam negeri. Minyak goreng dan tepung terigu masih mencukupi untuk 1-2 bulan kedepan dan masih terus ada produksi hingga akhir tahun," tambah Oke.

Tercatat, stok minyak goreng sebanyak 144.000 ton yang cukup untuk memenuhi kebutuhan selama enam minggu, tepung terigu sebanyak 988.000 ton untuk 1,7 bulan kedepan dengan stok gandum sebanyak 1,3 juta ton. Untuk kedelai stok sebanyak 500.000 ton yang terbagi stok di importir sebanyak 240.000 ton, dan rencana pengapalan periode Agustus-September 2016 sebanyak 260.000 ton.

Untuk barang kebutuhan pokok hasil pertanian seperti bawang merah, pasokan di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, sebanyak 82 ton, dengan rata-rata pasokan selama satu minggu terakhir sebanyak 86 ton dan pasokan dalam kondisi normal berkisar antara 85-100 ton per hari.

"Untuk cabai, mengalami defisit pasokan sebanyak 49 ton per hari. Data pasokan Minggu (3/10) sebanyak 111 ton, dengan rata-rata pasokan selama satu minggu terakhir sebanyak 101 ton per hari, sementara dalam kondisi normal sebanyak 150-200 ton per hari," kata Oke.

Kurangnya pasokan cabai tersebut mengakibatkan adanya kenaikan harga seperti untuk harga rata-rata nasional untuk komoditas cabai merak keriting sebesar 8,37 persen dibandingkan dengan minggu sebelumnya, dari Rp33.700 per kilogram menjadi Rp36.520 per kilogram.

Untuk harga cabai merah besar juga mengalami kenaikan sebesar 10,21 persen dari sebelumnya Rp32.410 per kilogram menjadi Rp35.720 per kilogram. Tercatat, kenaikan tertinggi tertinggi di Provinsi Jambi, mencapai 88,60 persen atau mencapai Rp20.670 per kilogram dari sebelumnya Rp23.330 per kilogram menjadi Rp44.000 per kilogram.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper