Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPS: Nilai Tukar Petani Naik 0,45%

Nilia Tukar Petani (NTP) di Indonesia pada September 2016 mengalami kenaikan 0,45% dibandingkan bulan sebelumnya.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman (kiri)./Bisnis-Oktaviano DB Hana
Menteri Pertanian Amran Sulaiman (kiri)./Bisnis-Oktaviano DB Hana

Bisnis.com, JAKARTA - Nilia Tukar Petani (NTP) di Indonesia pada September 2016 mengalami kenaikan 0,45% dibandingkan bulan sebelumnya.

Mengutip angka yang diluncurkan Badan Pusat Statistik (BPS), Senin (3/10/2016), dikatakan kenaikan NTP tersebut dikarenakan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) naik sebesar 0,73%, lebih besar dari kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) sebesar 0,28%.

Pada September 2016, NTP Provinsi Sumatra Utara mengalami kenaikan tertinggi (1,50%) dibandingkan dengan kenaikan NTP provinsi lainnya. Sebaliknya, NTP Provinsi Lampung mengalami penurunan terbesar (1,15%) dibandingkan dengan penurunan NTP provinsi lainnya.

Sementara itu, pada September 2016 terjadi inflasi perdesaan di Indonesia sebesar 0,32% disebabkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok konsumsi rumah tangga.  Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) nasional September 2016 sebesar 110,69 atau naik 0,56%  dibanding NTUP bulan sebelumnya.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan harga rata-rata gabah kering panen (GKP) di tingkat petani pada September 2016 mengalami penaikan 1,29% menjadi Rp4.537,00 per kilogram dari bulan sebelumnya.

"Adanya kenaikan dikarenakan panen sudah mulai berkurang, musim panen raya sudah hampir berlalu," kata Suhariyanto.

Suhariyanto mengatakan kenaikan untuk harga rata-rata GKP juga terjadi di tingkat penggilingan 1,26% menjadi Rp4.621,00/kg jika dibandingkan dengan gabah kualitas sama pada Agustus 2016.

Suhariyanto menambahkan sementara untuk rata-rata gabah kering giling (GKG) di tingkat petani mengalami penurunan 2,23% menjadi Rp5.285,00/kg dan di tingkat penggilingan tercatat juga turun sebesar 2,13% menjadi Rp5.397,00/kg.

Namun, lanjut Suhariyanto, untuk harga rata-rata gabah kualitas rendah di tingkat petani mengalami kenaikan 1,98% menjadi Rp4.076,00/kg, yang diikuti kenaikan di tingkat penggilingan 2,35%  atau menjadi Rp4.184,00/kg.

"Jika dibandingkan dengan September 2015, rata-rata harga di tingkat petani untuk GKP turun sebesar 4,78%, GKG 0,84% dan gabah kualitas rendah turun sebesar 4,92%," kata Suhariyanto.

Sementara itu, pada tingkat penggilingan untuk periode yang sama, harga rata-rata GKP mengalami penurunan 4,76%, GKG turun sebesar 0,97% dan gabah kualitas rendah turun sebesar 4,15%.

Tercatat, pada September 2016 rata-rata harga beras kualitas premium di tingkat penggilingan sebesar Rp9.111,00/kg atau turun sebesar 2,74% dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Rata-rata harga beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp8.965,00/kg atau naik sebesar 0,72% dan rata-rata harga beras kualitas rendah di penggilingan sebesar Rp8.578,00/kg atau naik sebesar 0,89%.

Jika dibandingkan dengan September 2015, rata-rata harga beras di penggilingan pada bulan September 2016 untuk kualitas premium turun 3,53%, kualitas medium naik 0,28%, dan kualitas rendah turun 3,68%.

Data yang diperoleh tersebut berdasarkan pantauan BPS dari 1.255 transaksi penjualan gabah di 22 provinsi selama September 2016, yang didominasi transaksi gabah kering panen sebanyak 68,37%, gabah kualitas rendah sebanyak 20%, dan gabah kering giling sebanyak 11,63%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper