Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah pemerintah daerah di kawasan penyangga Provinsi DKI Jakarta mendesak implementasi Rancangan Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ) mampu mengakomodasi kepentingan setiap wilayah.
Pasalnya, keadaan Bodetabek sebagai wilayah penyanggga Ibu Kota Indonesia ini tak jauh berbeda dengan Jakarta yang erat dengan kemacetan.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Tangerang Nono Sudarno mengharapkan RITJ mampu menjadi acuan bagi wilayah sekitar DKI Jakarta, khususnya di sektor perhubungan dan transportasi.
"Beberapa wilayah di Bodetabek bahkan masih belum memiliki rancangan induk transportasi, sehingga acuan yang dimiliki oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek [BPTJ] mampu menyelesaikan soal integrasi di kawasan ini," ucapnya di sela uji publik RITJ di Jakarta, Jumat (30/9/2016).
Apalagi, Kabupaten Tangerang sebagai salah satu daerah penyangga termasuk kawasan industri yang tengah tumbuh signifikan. Tingginya lalu lintas orang dan barang dari dalam dan ke luar Kabupaten Tangerang harus segera mendapatkan solusi sehingga kemacetan tidak semakin merajalela.
Tak jauh berbeda dengan Kabupaten Tangerang, Dinas Perhubungan Kota Tangerang dan Dinas Perhubungan Kabupaten Bekasi meminta BPTJ untuk memfasilitasi perpanjangan rute commuter line hingga ke perbatasan Karawang untuk Bekasi, sedangkan Tangerang diperpanjang sampai Jatiuwung.
"Kabupaten Bekasi merupakan kawasan industri yang dihuni sekitar 4.000 pabrik. Untuk memfasilitasi tingginya pergerakan barang dan orang, dari dan keluar Bekasi, maka perpanjangan rute commuter line sangat diperlukan," tukas Kepala Dishub Kabupaten Bekasi Suhup.
Selain perpanjangan rute commuter line, kedua wilayah tersebut juga meminta adanya integrasi atau pemilihan lokasi stasiun untuk kereta api ke luar kota. Suhup menjelaskan hal tersebut merupakan salah satu alternatif dalam mengurangi jumlah orang menuju DKI Jakarta, jika ingin bepergian ke luar kota.
Sementara itu, sejumlah daerah lainnya yakni Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Tangerang, dan Kota Bekasi mulai melakukan persiapan dalam mendukung implementasi RITJ, salah satunya dengan mengembangkan Transit Oriented Development (TOD) di stasiun dan terminal.
Kepala Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Bogor (DLLAJ) Rachmawati mengungkapkan pihaknya berencana mengembangkan OTD di Terminal Tanah Baru.
Hal ini merupakan tindak lanjut rencana Pemerintah Kota Bogor yang ingin memindahkan terminal tipe A Baranangsiang ke Tanah Baru. "Kami ingin RITJ ini segera disahkan sehingga bisa segera dimasukkan dalam revisi tata ruang kami," jelasnya.