Bisnis.com, JAKARTA– Data penjualan ritel Jepang dilaporkan turun untuk pertama kalinya dalam tiga bulan. Hal ini mengisyaratkan perjuangan tingkat belanja konsumen untuk mempertahankan traksi.
Menurut laporan Kementerian Perdagangan Jepang yang dirilis hari ini (Kamis, 29/9/2016), seperti dilansir oleh Bloomberg, data penjualan ritel negara tersebut turun 1,1% pada Agustus 2016 dibandingkan dengan bulan sebelumnya ketika naik 1,5%.
Angka penurunan tersebut lebih besar daripada rata-rata prediksi ekonom dalam survey Bloomberg dengan penurunan hanya 0,6%.
Dibandingkan setahun sebelumnya, penjualan ritel drop 2,1% atau lebih besar dari prediksi penurunan 1,7%, sedangkan tingkat penjualan mal dan supermarket anjlok 3,6%.
Data terbaru tersebut menggarisbawahi tantangan yang dihadapi Perdana Menteri Shinzo Abe dalam memicu pertumbuhan ekonomi dan inflasi. Bahkan meskipun tingkat pengangguran berada pada level terendah dalam beberapa tahun, pertumbuhan upah yang lambat membatasi pengeluaran konsumen, yang berkontribusi sekitar 60 persen dari ekonomi Jepang.
“Belanja konsumen tetap lesu. Terdapat ekspektasi lemah bahwa pendapatan akan membaik di masa mendatang, jadi rumah tangga memangkas pengeluaran mereka,” ujar Atsushi Takeda, Ekonom Itochu Corp. di Tokyo, sebelum rilis laporan tersebut.