Bisnis.com, JAKARTA – Provinsi Kalimantan Timur dinilai semakin aman dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Guru Besar Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman Soeyitno Soedirman menuturkan risiko karhutla di Kaltim secara alamiah lebih kecil dibandingkan provinsi lain di Pulau Kalimantan. Pasalnya, luas area gambut di Kaltim jauh lebih kecil dibandingkan dengan daerah lain di Tanah Borneo.
“Karhutla di Kaltim sekarang memang jarang kami alami. Titik api tidak terlalu banyak,” katanya usai konferensi pers di Jakarta, Senin (26/9/2016).
Selama ini lahan gambut di Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan dibuka untuk perkebunan kelapa sawit dan hutan tanaman industri. Kanal-kanal pun dibangun untuk mengeringkan lahan gambut yang membuatnya lebih rentan terbakar.
Berdasarkan pantauan satelit TERRA/AQUA, per September 2016 titik api di Kalimantan sebagian besar disumbangkan oleh Kalbar (441 titik), diikuti Kalteng (117 titik), Kalimantan Utara (30 titik), Kaltim (13 titik), dan Kalsel (0 titik).
Soeyitno menyebutkan beberapa tahun silam karhutla di Kaltim berasal dari pembukaan lahan untuk perkebunan. Namun, kini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menggandeng masyarakat di desa-desa untuk mengurangi praktik tersebut.
Berdasarkan data Dinas Kehutanan Kaltim, dari 12,67 juta ha luas daratan provinsi itu, sebanyak 5,8 juta ha dikonsesikan dalam bentuk hak pengusahaan hutan (HPH). Selama 1996-2012 Kaltim kehilangan hutan alam rata-rata seluas 92.900 ha per tahun.