Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah mengajak China untuk membangun investasi pangan di daerah-daerah perbatasan di Tanah Air. Kementerian Pertanian gencar mempromosikan investasi di perbatasan untuk meningkatkan produksi pangan sekaligus menyasar pasar-pasar ekspor negara tetangga.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan beberapa komoditas pangan yang ditawarkan untuk dibangun industri pangannya yaitu jagung, daging, dan gula. Ketiganya merupakan komoditas yang tengah diupayakan untuk ditekan laju importasinya.
"Kami menawarkan untuk membangun industri pangan di perbatasan karena ada pasar di dalam negeri. Ada pasar jagung sebesar 36 juta ton, lalu pasar gula 3 juta ton lebih, kedelai lebih dari 1 juta ton, kebutuhan sapi juga luar biasa. Nah nanti kita sinergikan industrinya dari hulu-hilir," jelas Amran di Jakarta, Senin (19/9/2016).
Salah satu kawasan yang ditawarkan Amran yaitu perbatasan Kalimantan. Alasannya, perbatasan kalimantan dekat dengan pasar ekspor seperti Brunei, Malaysia, dan Filipina.
Amran menjelaskan sektor pertanian dapat menjadi tumpuan pertumbuhan ekonomi untuk masyarakat di perbatasan. Jika ada investasi masuk di kawasan itu, diyakini kesejahteraan masyarakat terpinggir Indonesia dapat terangkat.
Dengan investasi hulu-hilir di sektor pangan, Amran mengatakan Indonesia memperoleh nilai positif lain yaitu bertambahnya jumlah masyarakat perbatasan yang pendapatannya terkerek. Di sisi lain, investasi di dalam negeri pun dinilai mendukung kebijakan pemerintah untuk mencapai negara yang berdaulat pangan.
Wakil Menteri Pertanian China Zhang Taolin saat berkunjung ke Kantor Kementerian Pertanian sore ini menyampaikan dia ingin meningkatkan kerjasama di sektor pertanian yang menurutnya sangat potensial.
"Hubungan Tiongkok dan Indonesia bagus sekali khususnya dalam kerjasama pertanian. Kita sudah memiliki dasar yang baik sehingga perdagangan bisa ditingkatkan, diperluas kerjasamanya di bidang-bidang yang potensial. Hal ini kita lakukan untuk mengangkat kesejahteraan masyarakat kedua negara," kata Zhang.