Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan-perusahaan kelapa sawit nasional mengaku tahun ini lebih sigap dalam mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di area konsesi mereka.
Hal ini ditunjukkan dengan total titik api (hotspot) yang sebagian besar terjadi di luar konsesi perusahaan.
Data yang dihimpun Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) dari Global Forest Watch (GFW) menunjukkan dalam periode 1 Januari – 31 Agustus 2016, hanya 9% dari total hotspot yang muncul, ada di dalam konsesi perusahaan sawit.
Secara rinci, data tersebut mengungkapkan 18% hotspot terjadi di konsesi pulpwood atau Hutan Tanaman Industri (HTI), 5% terjadi di konsesi logging, sedangkan sebagian besar hotspot yaitu 69% justru terjadi di kawasan hutan atau di luar konsesi perusahaan.
Sekretaris Jenderal GAPKI, Togar Sitanggang menyampaikan hingga saat ini perusahaan-perusahaan kelapa sawit telah membangun program pencegahan dan penaggulangan kebakaran hutan dan lahan dan tercatat 527 desa di sekitar konsesi dilibatkan langsung dalam program ini.
“Hasilnya sepanjang tahun ini tidak ada kebakaran lahan di dalam areal konsesi perusahaan dan kebakaran yang terjadi di lahan masyarakat juga bisa diantisipasi dan dikendalikan sehingga tidak sampai meluas,” katanya di Jakarta, Kamis (15/9).
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per kemarin menunjukkan hingga September 2016, ada penurunan jumlah hotspot hingga 60% dibandingkan jumlah total hotspot pada 2015 lalu.
Karhutla yang terjadi pada 2015 merupakan bencana asap terbesar dengan 2,61 juta ha hutan terbakar dan menyebabkan kerugian ekonomi hingga Rp221 triliun.
BNPB menyebut satelit MODIS milik NASA mendeteksi ada 260 hotspot di Indonesia, yang 80 di antaranya ada di Kalimantan Barat dan 66 titik di Kalimantan Tengah. Dua provinsi ini terpantau memiliki jumlah hotspot terbanyak dibandingkan provinsi lain.
Senada, Managing Director Sustainability and Strategic Stakeholder Engagement Golden Agri-Resources (GAR) Agus Purnomo menyampaikan tahun ini perusahaan relatif dapat mengendalikan sebaran api di wilayah konsesi.
Dia mengatakan pada tahun lalu pun, kurang dari 1% lahan yang terbakar dari hampir 500.000 ha lahan konsesi milik GAR dan hingga saat ini perusahaan itu telah melaksanakan program pemberdayaan masyarakat di 17 desa guna mencegah aktivitas pembakaran lahan.
“Pada dasarnya perusahaan ingin memastikan dengan yakin bahwa produk yang kami hasilkan itu dari bibit hingga kebunnya, diperoleh dengan cara-cara yang sustainable. Kami harus bisa benar-benar menetapkan standar perusahaan hingga ke para pemasok,” kata Agus dalam paparan di Jakarta, Kamis.
Agus mencontohkan beberapa hal yang ditegaskan oleh perusahaan pada para pemasok misalnya bahwa kebun yang menghasilkan tandan buah segar (TBS) sawit tidak dibuka dengan cara dibakar, kebun tidak ditanam di atas lahan gambut serta kebun tidak didirikan dengan cara membuka hutan.
KARHUTLA : Perusahaan Dinilai Lebih Siap Pencegahan
Perusahaan-perusahaan kelapa sawit nasional mengaku tahun ini lebih sigap dalam mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di area konsesi mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Dara Aziliya
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 jam yang lalu
Revisi JP Morgan untuk Saham BRI (BBRI)
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
13 menit yang lalu
Bumi Langit Investasi Apple di RI dan Asean
20 menit yang lalu