Bisnis.com, MEDAN--PT Kawasan Industri Medan (Persero) terus membenahi kinerja dan pelayanan pada sisa semester II/2016. Perbaikan sarana dan prasarana di dalam kawasan pun menjadi fokus pembenahan.
Direktur Keuangan, Sumber Daya Manusia dan Umum Daly Mulyana menjelaskan, pada saat ini perusahaan tidak dapat lagi bergantung pada bisnis inti yakni jasa penjualan kavling industri dan penyewaan gudang. Oleh karena itu, kini KIM mulai membidik pendapatan lebih dari bisnis non inti seperti pengolahan limbah dan air bersih.
Berdasarkan data kinerja perusahaan, pada tahun lalu, pendapatan dari bisnis inti menurun drastis menjadi hanya Rp56,39 miliar dari Rp163,1 miliar pada 2014. Sementara itu, pendapatan dari bisnis non inti justru melonjak menjadi Rp126,6 miliar dari Rp78,37 miliar pada 2014.
Sepanjang tahun ini KIM menargetkan mampu meraup laba bersih Rp36,01 miliar. Namun, per Juli 2016, target tersebut telah terlampaui, yakni Rp42 miliar.
"Sisa lahan yang KIM miliki saat ini hanya 30 hektare. Sisanya merupakan hak kelola atas lahan hasil kerja sama dengan pihak swasta 350 hektare. Sudah tidak ada yang bisa kami jual. Pada sisa tahun ini kami akan serius benahi sarana dan prasarana sehingga bisa melayani tenants lebih baik. Perbaikan jalan, pembersihan selokan. Dengan begitu, otomatis investor lebih betah," papar Daly, Rabu (14/9).
Lebih lanjut, dia merinci pembenahan sarana dan prasarana di dalam KIM hingga akhir tahun ini membutuhkan Rp15 miliar. Perbaikan tersebut ditargetkan mampu bertahan 5-8 tahun, sehingga iuran pemeliharaan dari perusahaan yang ada di KIM bisa dialokasikan untuk kebutuhan lainnya.
Selain itu, KIM juga telah memperkuat kerja sama dengan PAM Obvitnas untuk meningkatkan pengamanan di dalam dan di sekitar kawasan.
Kendati demikian, Direktur Teknik dan Pengembangan KIM Ilmy Abdullah mengatakan pihaknya juga membutuhkan bantuan dari Pemprov Sumut, Pemko Medan dan Pemkab Deli Serdang. Pasalnya, akses infrastruktur ke KIM yakni daya dukung jembatan overpass sudah tidak layak.
"Ini sudah difasilitasi Bappeda Sumut. Berdasarkan pertemuan terakhir ini menjadi tanggung jawab Dinas Bina Marga Deli Serdang. Masalah lainnya adalah normalisasi Sungai Kera. Sampai saat ini masih di permukaan saja. Padahal kalau DAS [daerah aliran sungai] bisa terealisasi, masyarakat di sekitar juga tidak akan kebanjiran."
Tak hanya itu, layaknya industri lain di Sumut, KIM juga mengeluhkan minimnya pasokan listrik dan mahalnya harga gas industri.
Wakil Ketua Komisi C DPRD Sumut Hanafiah mendukung penuh pembenahan kinerja KIM. Pasalnya, laba bersih perusahaan terus merosot sejak 2013 dan berdampak pada dividen yang diterima Sumut. Pada 2013 laba sempat mencapai Rp58,12 miliar, kemudian pada 2014 Rp31,07 miliar dan pada tahun lalu Rp33,78 miliar.
"Kalau pada tahun lalu dividen ke Sumut hanya Rp1,01 miliar, ini kan kecil sekali. Kami menilai kinerja KIM memang terus menurun, apalagi pasca kekosongan direksi. KIM harus melakukan evaluasi ulang. Buat business plan yang kuat. Kalau memang nantinya memerlukan tambahan modal untuk perluasan lahan, kami dukung," ucap Hanafiah.
Adapun, pada tahun ini direksi KIM dirombak. Sebelumnya, selama 6 bulan mantan Direktur Utama Raden Ruli Adi menjadi satu-satunya direksi. Baru pada Maret 2016, Daly dan Ilmi bergabung. Per 18 Agustus 2016, Ruli Adi menjabat Direktur Utama PT Bhanda Ghara Reksa.
Saat ini KIM melayani 496 perusahaan, yang terdiri dari 464 perusahaan PMDN dan 32 perusahaan PMA. Beberapa sektor industri yang ada di KIM yakni cold storage, plastik, furnitur, keramik, pupuk, dan kulit. Asal investor di antaranya dari Jepang, Taiwan, Thailand, Singapura, Jerman, dan Norwegia.
Kawasan Industri Medan Mulai Berbenah
PT Kawasan Industri Medan (Persero) terus membenahi kinerja dan pelayanan pada sisa semester II/2016. Perbaikan sarana dan prasarana di dalam kawasan pun menjadi fokus pembenahan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Febrany D. A. Putri
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
4 menit yang lalu
Ramalan Nasib United Tractors (UNTR) 2025
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
8 menit yang lalu
Ramalan Ekonomi Indonesia 2025 dari Indef, Inflasi Mendekati 3%
1 jam yang lalu
Industri Petrokimia Menanti Momentum Pemulihan Tekstil
7 jam yang lalu