Bisnis.com, JAKARTA - Pelaksanaan distribusi tertutup gas jenis liquefied petroleum gas (LPG) atau Elpiji ukuran 3 kg akan menghemat anggaran sebesar Rp18 triliun.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja mengatakan saat ini distribusi gas yang disubsidi pemerintah masih belum tepat sasaran. Dengan demikian, pihaknya melakukan uji coba distribusi tertutup LPG 3 kg di beberapa kota tahun ini.
Saat ini, dia menyebut pemerintah mengompensasi harga Elpiji 3 kg sebesar Rp4.300 kg atau sekitar Rp12.900 per tabung. Namun, penerima subsidi tersebut seharusnya merupakan keluarga tak mampu secara ekonomi dan usaha mikro.
Dalam distribusi tertutup, nantinya hanya kategori tersebut yang berhak menikmati Elpiji 3 kg. Alhasil, bila bisa diterapkan secara penuh, pada 2018 pihaknya akan menghemat subsidi sebesar Rp18 triuliun. "Jika dilaksanakan dengan baik, subsidi Rp18 triliun bisa digunakan untuk hal-hal lainnya," ujarnya saat jumpa pers di Jakarta, Jumat (9/9/2016).
Pada tahap awal penerapan distribusi LPG 3 kg, jumlah penerima sebanyak 54,9 juta rumah tangga dan 2,29 juta usaha mikro. Total LPG yang dibutuhkan sebanyak 556 juta kg dengan anggaran sebesar Rp28,58 triliun. Pada tahap ini, ditargetkan kebocoran distribusi LPG bisa ditekan sebanyak 15%.
Namun, bila kategori penerima sudah dikerucutkan menjadi 15,5 juta rumah tangga dan 2,29 juta usaha mikro, kebutuhan akan menurun menjadi 201 juta kg dan anggaran menjadi Rp10,39 triliun.
Untuk mencapai hal itu, pihaknya perlu menyiapkan infrastruktur pemberlakuan distribusi tertutup dan alternatif bahan bakar bagi rumah tangga yang tak masuk sebagai penerima program yakni penyediaan LPG ukuran 5,5 kg.
Dengan demikian, pihaknya harus memastikan sebaran infrastruktur distribusi juga alternatif LPG harus terjaga ketersediaannya. "Harus disiapkan tabung 5,5 kgnya, siapkan kartu dan sosialisasi."