Bisnis.com, JAKARTA—Maskapai berbujet rendah, Citilink Indonesia menargetkan jumlah volume kargo yang diangkut sepanjang tahun ini tumbuh 50% menjadi 116.349 ton dari realisasi tahun lalu sebanyak 77.566 ton.
Direktur Utama Citilink Indonesia Albert Burhan mengatakan Citilink memang tengah gencar menggenjot bisnis kargo udara domestik sejak tahun lalu. Menurutnya, bisnis kargo memiliki potensi yang cukup menjanjikan.
“Laju pertumbuhan volume kargo yang diangkut pesawat udara ini terus menunjukkan tren yang cukup baik. Ini artinya orang makin lama makin percaya. Sayangnya, kontribusi kargo ke pendapatan Citilink masih kecil,” katanya di Jakarta, Selasa (06/09).
Oleh karena itu, lanjut Albert, Citilink kini serius mengambil peluang dari bisnis kargo udara. Salah satu upaya yang dilakukan Citilink antara lain memperkuat tim sales, meningkatkan pelayanan terhadap agen kargo, hingga penetapan tarif yang kompetitif. Seiring dengan upaya tersebut, jumlah volume kargo yang berhasil diangkut Citilink sepanjang paruh pertama tahun ini mencapai 34.668 ton, naik 45% dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 23.910 ton.
“Jadi memang tumbuhnya saat ini cukup luar biasa. Padahal, jumlah SDM yang dialokasikan Citilink untuk menggenjot bisnis kargo itu tergolong kecil, hanya sebanyak 10 orang untuk 26 kota,” tuturnya. Albert mengungkapkan kontribusi kargo terhadap total pendapatan perseroan saat ini tercatat masih kecil, kurang dari 10%. Namun, dia meyakini kontribusi kargo terhadap pendapatan Citilink bakal mencapai 10% dalam waktu dekat ini.
Dia juga optimistis volume kargo yang diangkut hingga akhir tahun ini bakal tumbuh 45%-50% ketimbang tahun lalu. Apalagi, bisnis perdagangan elekronik atau e-commerce di Indonesia saat ini terus menggeliat. “Booming e-commerce saat ini benar-benar membantu kinerja kargo Citilink selama ini, dan toko online pun kini semakin banyak. Namun memang kontribusi e-commerce itu belum sampai 50% dari total kargo Citilink yang diangkut,” ujarnya.
Sejalan dengan itu, Citilink juga berhasil mengangkut penumpang sebanyak 5,17 juta orang sepanjang semester I/2016, atau sekitar 43% dari target yang ditetapkan maskapai hingga akhir tahun ini sebanyak 12 juta orang. Albert menjelaskan jumlah penumpang yang berhasil diangkut Citilink tersebut cukup baik, meski periode itu merupakan musim low season bagi maskapai. Dia optimistis target 12 juta penumpang bisa terealisasi.
Saat ini, Citilink melayani 54 rute penerbangan ke 27 kota di Indonesia dengan frekuensi terbang mencapai 234 penerbangan/hari, naik 23% dari jumlah frekuensi terbang akhir tahun lalu 190 penerbangan/hari. Apabila tidak ada aral melintang, frekuensi terbang Citilink pada akhir tahun ini mencapai 260 penerbangan/hari, naik 37% dari periode yang sama tahun lalu. Adapun, penambahan frekuensi terbang berasal dari luar Jakarta