Bisnis.com, DEPOK - Teka-teki soal siapa yang akan ditunjuk menjadi Menteri ESDM, setelah kasus kewarganegaraan membuat Arcandra terpental, nampaknya akan segera mendapat jawaban.
Menko Bidang Kemaritiman sekaligus Pelaksana Tugas (Plt) Menteri ESDM Luhut Binsar Panjaitan mengaku punya firasat dirinya tidak akan lama menyandang dua jabatan.
"Tugas saya seminggu lagi, saya sudah capek," katanya di sela paparan dalam Focus Group Discussion (FGD) bertajuk "Konsorsium Riset Migas Kelautan: Realisasi vs Eksplorasi Migas Nasional" di Kampus UI Depok, Rabu (7/9/2016).
Seusai paparan di hadapan ratusan mahasiswa itu, Luhut menyebut pernyataan tersebut disampaikannya berdasarkan firasatnya semata. Pasalnya, penentuan siapa Menteri ESDM baru merupakan hak prerogatif Presiden Jokowi.
"Saya tidak berani berkomentar, tapi feeling (firasat) saya Presiden sudah punya nama. Saya enggak bilang seminggu (dipilih Menteri ESDM definitif). Hanya pikiran saya saja," katanya.
Kendati demikian, ia mengaku berharap Menteri ESDM definitif bisa segera masuk menggantikannya di kementerian tersebut.
Luhut juga mengaku jabatan Menteri ESDM akan diisi oleh kalangan profesional. Meski pun ia enggan memberikan pernyataan lebih lanjut nama-nama yang kemungkinan dipilih.
"Biarkan Presiden (yang pilih). Tapi menurut saya tidak akan lama lagi," ujarnya.
Sebelumnya, Luhut menyatakan tidak akan lama merangkap jabatan sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Menteri ESDM.
"Pasti tidak akan lama-lama. Masak lama-lama, memang kerjaan saya cuma itu? Secepat mungkinlah. Paling lambat bulan depan (September, ditunjuk Menteri ESDM baru)," katanya pada 16 Agustus 2016.
Presiden Joko Widodo menunjuk Luhut sebagai Plt Menteri ESDM menggantikan Arcandra Tahar yang diberhentikan karena berstatus dwikewarganegaraan pada 14 Agustus 2016.
Sebelum ini muncul wacana bahwa Arcandra akan kembali ditunjuk sebagai Menteri ESDM setelah masalah kewarganegaraan beres.
Wacana tersebut lantas memancing pendapat soal kemungkinan ada gerakan untuk menjebak Presiden. Koordinator Konsorsium untuk Transparansi Informasi Publik (KUTIP) Hans Suta Widhya berpendapat, wacana Arcandra Tahar diangkat lagi sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan merusak kredibilitas Presiden Joko Widodo.
"Saya menduga, gerakan ini adalah jebakan berbahaya bagi Presiden Jokowi. Beliau harus waspada dengan jebakan kedua ini. Kalau ini terjadi, Jokowi bisa habis kredibilitasnya," kata Hans, di Jakarta, Senin.
Menurut Hans, Presiden Jokowi sudah kecolongan dengan jebakan pertama yang menimbulkan kegaduhan cukup panjang dan turunnya indeks kepercayaan publik terhadap pemerintah.
Ia pun meminta agar Presiden Jokowi tidak kecolongan untuk kedua kali karena dirinya melihat ada gerakan yang mewacanakan bahwa Arcandra bisa menjadi Menteri ESDM, asalkan beliau sudah memilih Indonesia kembali sebagai Tanah Airnya.
"Banyak orang yang lebih hebat dari Arcandra kok. Banyak yang lebih paham ESDM, dan lebih paham finansial kok. Makanya saya kok curiga, jangan-jangan gerakan mewacanakan Arcandra masuk ke kabinet lagi hanya untuk merusak reputasi Jokowi," ucapnya.