Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Swasembada Protein Hewani Mulai Diterapkan di Sulsel

Sektor peternakan di Sulawesi Selatan diarahkan mampu menciptakan swasembada protein dengan mendorong perubahan pola pengembangan peternakan yang selama ini berfokus pada peningkatan komoditas daging sapi secara signifikan.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman/Antara-Andika Wahyu
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman/Antara-Andika Wahyu

Bisnis.com, MAKASSAR - Sektor peternakan di Sulawesi Selatan diarahkan mampu menciptakan swasembada protein dengan mendorong perubahan pola pengembangan peternakan yang selama ini berfokus pada peningkatan komoditas daging sapi secara signifikan.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan posisi Sulsel daerah yang menjadi salah satu sentra peternakan di Tanah Air diharapkan sudah mulai menerapkan pengelolaan sumber protein hewani melalui pengembangan industri peternakan secara simultan.

"Swasembada protein sudah saatnya kita terapkan, untuk mencapainya juga tidak membutuhkan waktu yang lama, sekitar 9 tahun itu sudah bisa direalisasikan secara optimal," katanya di sela-sela Seminar Industri Peternakan di Makassar, Minggu (4/9/2016).

Khusus di Sulsel, lanjut Amran, perkembangan sektor peternakan yang telah mencapai titik surplus menjadi acuan rill agar menjadi daerah dengan penerapan swasembada protein untuk jangka panjang.

Secara terperinci, dia menyebutkan Sulsel juga memiliki tingkat produksi yang relatif cukup tinggi pada komoditas dengan klasifikasi sumber protein, diantaranya ayam dengan kandungan protein mencapai 24%, daging 22%, kambing 27% dan ikan sekitar 17%.

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Sulawesi Selatan mengemukakan produksi komoditas peternakan Sulsel terutama ternak potong, ayam dan telur diklaim telah melampaui kebutuhan konsumsi lokal sehingga telah mampu menyuplai daerah/provinsi lain di Tanah Air.

Dia mencontohkan, khusus untuk populasi ternak potong di Sulsel sejauh ini telah mencapai 1,4 juta ekor dan sekaligus menjadi sentra utama di Tanah Air setelah Jawa Timur dan Jawa Tengah, di mana kondisi yang relatif sama terjadi pada komoditas lain yang menjadi sumber protein.

"Salah satu program prioritas kami itu pengembangan ternak besar, ternak kecil dan ternak unggas. Populasi ayam ternak di Sulsel itu sudah 8 juta ekor. Kami ingin kembangkan secara bersama-sama, orientasinya swasembada daging, tentu jika itu tercapai maka swasembada protein juga akan mengikuti," katanya.

Di sisi lain, Syahrul menguraikan perputaran perekonomian pada sektor peternakan di Sulsel juga telah mencapai pada level yang relatif tinggi terkhusus pada segmen ternak bibit dan ptong yang diestimasi mencapai Rp200 miliar per tahun.

Angka tersebut diperoleh dari volume pengiriman komoditas hewan ternak yang dikirim Sulsel ke sejumlah daerah daerah lain yang mencapai 25.000 ekor per tahun, di mana asusmi harga sebesar Rp8 juta per ekor.

Sementara itu, lanjut Syahrul, nilai peternakan di Sulsel secara keseluruhan untuk seluruh segmen diperkirakan mencapai Rp4 triliun yang merupakan akumulasi dari seluruh kegiatan peternakan dimulai dari pembibitan, pengelolaan hingga penjualan hasil produksi.

Adapun untuk pengembangan sektor peternakan di Sulsel terkhusus pada program swasembada daging sapi dilakukan pula melalui impor sapi bakalan dari Australia, kendati dengan porsi yang lebih kecil dibandingkan dengan sapi lokal.

Selain itu, Syahrul menjelaskan penguatan SDM dalam program swasembada sapi Sulsel juga melibatkan akademisi atau profesor yang ahli dalam bidang tersebut untuk melakukan pendampingan sehingga target angka populasi sapi sebanyak 2 juta ekor pada 2018 mendatang bisa terpenuhi.

"Kami juga mendorong pendirian peternakan dengan skala yang lebih besar serta menginstruksikan SKPD terkait untuk menekan pemotongan sapi betina produktif sehingga menjaga tren pertumbuhan populasi komoditas ini," katanya.

MAKASSAR - Sektor peternakan di Sulawesi Selatan diarahkan mampu menciptakan swasembada protein dengan mendorong perubahan pola pengembangan peternakan yang selama ini berfokus pada peningkatan komoditas daging sapi secara signifikan.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan posisi Sulsel daerah yang menjadi salah satu sentra peternakan di Tanah Air diharapkan sudah mulai menerapkan pengelolaan sumber protein hewani melalui pengembangan industri peternakan secara simultan.
"Swasembada protein sudah saatnya kita terapkan, untuk mencapainya juga tidak membutuhkan waktu yang lama, sekitar 9 tahun itu sudah bisa direalisasikan secara optimal," katanya di sela-sela Seminar Industri Peternakan di Makassar, Sabtu (4/9/2016).
Khusus di Sulsel, lanjut Amran, perkembangan sektor peternakan yang telah mencapai titik surplus menjadi acuan rill agar menjadi daerah dengan penerapan swasembada protein untuk jangka panjang.
Secara terperinci, dia menyebutkan Sulsel juga memiliki tingkat produksi yang relatif cukup tinggi pada komoditas dengan klasifikasi sumber protein, diantaranya ayam dengan kandungan protein mencapai 24%, daging 22%, kambing 27% dan ikan sekitar 17%.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Sulawesi Selatan mengemukakan produksi komoditas peternakan Sulsel terutama ternak potong, ayam dan telur diklaim telah melampaui kebutuhan konsumsi lokal sehingga telah mampu menyuplai daerah/provinsi lain di Tanah Air.
Dia mencontohkan, khusus untuk populasi ternak potong di Sulsel sejauh ini telah mencapai 1,4 juta ekor dan sekaligus menjadi sentra utama di Tanah Air setelah Jawa Timur dan Jawa Tengah, di mana kondisi yang relatif sama terjadi pada komoditas lain yang menjadi sumber protein.
"Salah satu program prioritas kami itu pengembangan ternak besar, ternak kecil dan ternak unggas. Populasi ayam ternak di Sulsel itu sudah 8 juta ekor. Kami ingin kembangkan secara bersama-sama, orientasinya swasembada daging, tentu jika itu tercapai maka swasembada protein juga akan mengikuti," katanya.
Di sisi lain, Syahrul menguraikan perputaran perekonomian pada sektor peternakan di Sulsel juga telah mencapai pada level yang relatif tinggi terkhusus pada segmen ternak bibit dan ptong yang diestimasi mencapai Rp200 miliar per tahun.
Angka tersebut diperoleh dari volume pengiriman komoditas hewan ternak yang dikirim Sulsel ke sejumlah daerah daerah lain yang mencapai 25.000 ekor per tahun, di mana asusmi harga sebesar Rp8 juta per ekor.
Sementara itu, lanjut Syahrul, nilai peternakan di Sulsel secara keseluruhan untuk seluruh segmen diperkirakan mencapai Rp4 triliun yang merupakan akumulasi dari seluruh kegiatan peternakan dimulai dari pembibitan, pengelolaan hingga penjualan hasil produksi.
Adapun untuk pengembangan sektor peternakan di Sulsel terkhusus pada program swasembada daging sapi dilakukan pula melalui impor sapi bakalan dari Australia, kendati dengan porsi yang lebih kecil dibandingkan dengan sapi lokal.
Selain itu, Syahrul menjelaskan penguatan SDM dalam program swasembada sapi Sulsel juga melibatkan akademisi atau profesor yang ahli dalam bidang tersebut untuk melakukan pendampingan sehingga target angka populasi sapi sebanyak 2 juta ekor pada 2018 mendatang bisa terpenuhi.
"Kami juga mendorong pendirian peternakan dengan skala yang lebih besar serta menginstruksikan SKPD terkait untuk menekan pemotongan sapi betina produktif sehingga menjaga tren pertumbuhan populasi komoditas ini," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Amri Nur Rahmat
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper