Bisnis.com, SEOUL – Angka revisi tingkat pertumbuhan ekonomi Korea Selatan dilaporkan lebih menguat pada kuartal kedua, namun pertumbuhan kuartal ketiga menghadapi risiko penurunan di antaranya akibat penundaan dalam ratifikasi anggaran tambahan.
Menurut data revisi Bank of Korea (BoK), seperti dikutip Reuters hari ini (Jumat, 2/9/2016), pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) negara tersebut naik 0,8% pada kuartal kedua.
Angka revisi pertumbuhan ini sedikit lebih baik daripada kenaikan yang diperkirakan sebelumnya oleh BoK untuk kuartal kedua sebesar 0,7%. Secara tahunan, tingkat pertumbuhan juga sedikit naik menjadi 3,3% dari prediksi sebelumnya sebesar 3,2%.
Data tersebut keluar justru setelah data produksi dan inflasi sejak Juli hingga seterusnya menunjukkan kemungkinan ekonomi akan gagal untuk pulih dan bahkan menurun, terpukul oleh ekspor dan konsumsi yang lesu.
Produksi manufaktur pada Juli turun 0,6% dari Juni sementara tingkat inflasi melambat ke level terendah dalam setahun pada Agustus.
Menurut seorang pejabat Kementerian Keuangan Korsel, pertumbuhan negara tersebut kemungkinan akan melambat pada kuartal ketiga seiring berakhirnya masa pemangkasan pajak sementara pada kendaraan.
Namun, ekonomi tetap diharapkan tumbuh sekitar 2,8% tahun ini sesuai dengan prediksi pemerintah.