Bisnis.com, JAKARTA - Perum Perumnas akan membuka peluang kerjasama yang lebih luas dengan perusahaan pengembang swasta guna merealisasikan target pembangunan 100.000 unit rumah pada 2017 mendatang setelah pembentukan induk perusahaan atau holding BUMN Perumahan.
Direktur Keuangan dan SDM Perum Perumnas Hakiki Sudrajat mengatakan, tahun ini Perumnas menargetkan pembangunan hunian sebanyak 25.000 unit. Jumlah ini meningkat signifikan dibandingkan capaian tahun lalu sebanyak 16.000 unit.
Namun, tahun depan target pembangunan rumah Perumnas akan meningkat lebih drastis lagi menjadi 100.000 unit setelah Kementerian BUMN menetapkan pembentukan perusahaan induk BUMN Perumahan.
Hingga kini, regulasi yang menjadi dasar pembentukan induk usaha belum terbit. Meski begitu, setidaknya empat BUMN telah direncanakan akan bergabung di bawah Perumnas dalam induk usaha tersebut, yakni PT Adhi Karya, PT PP, PT Virama Karya dan PT Indah Karya.
Hakiki mengatakan, dengan pembentukan induk usaha tersebut, kapasitas Perumnas untuk membangun rumah akan lebih besar sebab akan memiliki sumber daya yang lebih banyak. Daya ungkit atau leverage perusahaan pun menjadi lebih tinggi untuk dapat mengajukan pinjaman lebih besar kepada perbankan.
Namun, menurutnya peningkatan kapasitas tersebut perlu disertai upaya rekayasa teknologi dan juga kerja sama dengan sebanyak mungkin mitra pengembang lainnya.
Perumnas hendak menjawab tantangan perumahan saat ini, yakni bagaimana membangun sebanyak mungkin rumah dalam waktu singkat, seiring target sejuta rumah setahun dari pemerintah.
“Selain memproduksi rumah, kami juga menciptakan standar untuk perumahan. Nah, nanti kami undang swasta bahwa rumah rakyat itu bisa dibangun seperti ini, kita bisa kerjasama. Saya pikir itu akan menjawab bagaimana bangun 100.000 unit,” katanya, Jumat (2/9/2016).
Perumnas saat ini tengah bekerjasama dengan Puslitbang Perumahan dan Permukiman Kementerian PUPR yang berada di Bandung. Kerjasama ini menghasilkan trobosan pembangunan rumah dengan beton pracetak atau precast yang dapat dibongkar-pasang.
Dengan teknologi tersebut, komponen perumahan sudah dibangun di pabrik dan tinggal dipasangkan di lokasi pendirian. Hakiki mengklaim, pembangunan rumah dapat dilakukan dengan lebih cepat dan mudah serta menghemat banyak dana sebab mengurangi potensi material yang hilang.
Selain itu, Perumas juga terbuka terhadap berbagai bentuk metode kerjasama dengan pihak swasta guna memenuhi ketersediaan rumah bagi MBR.
“Macam-macam, bisa kita sebagai off taker, pembeli rumah yang diproduksi swasta. Artinya, kami tidak pikirkan lagi pendanaan dan tanahnya. Kita juga bisa kerja sama patungan modal, atau Pemda sediakan lahan dan kami bangun,” katanya.
Untuk tahun ini, per akhir Juli Perumnas baru merealisasikan pesanan senilai Rp720 miliar dari target Rp2 triliun. Sementara itu, progres terbangun baru sekitar 18.000 unit. Dirinya masih optimis target tetap akan tercapai di akhir tahun seiring siklus penjualan properti yang biasanya baru akan marak di akhir tahun.