Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Produsen Pakan Indonesia (APPI) mencatat sepanjang Januari – Juli 2016 ini telah mengimpor 1,9 juta ton gandum.
Lonjakan impor gandum ini terdorong oleh kebijakan Kementerian Pertanian yang menahan rekomendasi impor jagung yang sebelumnya merupakan bahan baku utama pakan ternak.
Sekretaris Jenderal APPI Desianto Budi Utomo mengatakan selama periode September-Desember 2015 lalu, anggota asosiasi itu mengimpor 240.000 ton gandum.
Sejak impor jagung ditutup, industri pakan yang sebelumnya tidak mengimpor gandum, turut memasukkan komoditas itu sebagai bahan baku.
“Mulai Juni 2016, Kementerian Pertanian resmi menyetop pemberian rekomendasi impor jagung. Struktur biaya pakan itu 85% dari bahan baku ini. Agar cost-nya tidak terlalu tinggi, bahan pakannya kami mixed dengan gandum,” kata Desianto di Jakarta, Selasa (30/8/2016).
Adapun, Kementan sejak pertengahan tahun lalu memang berupaya mengendalikan impor jagung dengan tujuan memaksa pabrik pakan menyerap produksi jagung dalam negeri yang diklaim surplus.
Setelah impor jagung ditutup, industri pakan beralih mengimpor gandum sehingga impor gandum Indonesia yang biasanya hanya dilakukan oleh industri tepung terigu, ikut mengalami kenaikan signifikan.
Data United States Department of Agriculture (USDA) mengungkapkan selama Juli 2015-Mei 2016 impor gandum Indonesia mencapai 8,2 juta metrik ton (MT). Volume itu meningkat sekitar 23% dari pemasukan selama Juli 2014 – Mei 2015 yang tercatat sebesar 6,7 juta MT.