Bisnis.com, MATARAM - Kepala Dinas Perkebunan Nusa Tenggara Barat Budi Subagio mengatakan program perluasan areal tanam tebu untuk bahan baku memproduksi gula pasir di Kabupaten Dompu terkena rasionalisasi anggaran dari pemerintah pusat.
"Awalnya diprogramkan perluasan areal tanam seluas 1.800 hektare (ha), tapi karena ada rasionalisasi APBN turun menjadi 1.200 ha, kemudian turun lagi menjadi 500 ha," kata Budi Sugabio, Jumat (26/8/2016).
Dia mengatakan pemerintah memprogramkan perluasan areal tanam tebu di Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu, untuk menunjang ketersediaan bahan baku produksi gula pasir yang dilakukan oleh PT Sukses Mantap Sejahtera (SMS).
Perusahaan swasta yang membangun pabrik di Kecamatan Pekat itu membutuhkan bahan baku sebanyak 3.000 ton tebu segar per hari dari lahan tanam seluas 50 ha. Perusahaan tersebut sudah melakukan penanaman tebu seluas 4.087 ha sejak 2014 di lahan berstatus hak guna usaha.
Budi menambahkan ada juga perluasan area tanam tebu oleh kelompok tani yang mendapat dana bantuan sosial dari pemerintah pada tahun 2014 seluas 1.400 hektare dan pada 2015 seluas 2.000 ha.
"Masing-masing kelompok tani memperoleh dana bantuan sosial sebesar Rp5 juta/ha untuk pengadaan bibit tebu dan sarana produksi, seperti pupuk dan obat-obatan pertanian," ujarnya.
Meskipun terkena rasionalisasi anggaran, menurut dia, tidak akan terlalu mempengaruhi produksi tebu yang akan dipasok ke PT SMS karena para petani di Kecamatan Pekat, juga sudah ada yang melakukan penanaman secara swadaya.
PT SMS sudah melakukan tes giling tebu sebanyak 67 ton selama 10 hari, mulai 19-29 Juni 2016. Tes giling tahap kedua, kembali dilakukan pada 18 Juli 2016, untuk memastikan mesin benar-benar siap melakukan penggilingan tebu dan menghasilkan gula pasir sesuai standar yang diinginkan.
Untuk menunjang produksi bahan baku dan proses penggilingan, kata Budi, PT SMS membutuhkan tenaga kerja hingga 12.000 orang. "Namun, untuk tahap awal operasi yang dibutuhkan sebanyak 3.000 hingga 5.000 pekerja," katanya.