Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengembangan Wisata Halal Tarik Minat Investor Lokal & Asing

Komitmen Kementerian Pariwisata Indonesia untuk percepatan pengembangan wisata halal ini sudah mulai menarik perhatian investor baik asing maupun lokal.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya menyaksikan penandatangan MoU Kerja Sama antara Kementerian Pariwisata dengan Emirates di sela kegiatan Arabian Travel Market 2016, Dubai/Indonesia Travel
Menteri Pariwisata, Arief Yahya menyaksikan penandatangan MoU Kerja Sama antara Kementerian Pariwisata dengan Emirates di sela kegiatan Arabian Travel Market 2016, Dubai/Indonesia Travel

Bisnis.com, JAKARTA -  Komitmen Kementerian Pariwisata Indonesia untuk percepatan pengembangan wisata halal ini sudah mulai menarik perhatian investor baik asing maupun lokal. 

Ketua Tim Percepatan Pengembangan Pariwisaya Halal Riyanto Sofyan menuturkan perkembangan industri wisata halal dalam tiga tahun sudah terbilang baik, terlihat dari tumbuhnya hotel dan atraksi baru yang sesuai syarat.

"Minat investor sangat besar hanya saja memang belum tersosialisasi dengan baik. Contohnya saja Pak Tommy (Soeharto) membangun Hotel Syariah Solo, kemudian ada Hotel Lombok Resort Svarga di Senggigi," kata Riyanto dalam jumpa pers di Kementerian Pariwisata, Kamis (25/8/2016). 

Selain pembangunan hotel, menurut Riyanto, investor lainnya juga meminati investasi untuk pembangunan atraksi wisata halal. 

"Sudah ada investor dari Saudi Arabia yang berkomitmen membangun halal beach friendly di Meninting di Kawasan Pesisir Senggigi Barat. Sekarang sedang tahal detail engineering design," tuturnya. 

Lebih lanjut dia menuturkan pasar wisata halal memiliki potensi yang sangat besar, yakni US$116 miliar, dan akan tumbuh US$180 miliar pada 2020. 

Di dunia ada 1,6 miliar populasi muslim, lebih besar dari jumlah penduduk China sebesar 1,3 miliar. Indonesia sendiri memiliki 235 juta penduduk muslim dengan 60% berusia produktif yakni di bawah 30 tahun.

"Muslim travellers Indonesia termasuk nomor 3 terbesar di dunia, dengan konsumsi lebih besar dari China dan Indonesia terbesar di negara muslim." 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ropesta Sitorus
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper