Bisnis.com, MEDAN - Minat para petani di Sumatra Utara untuk mengikuti asuransi lahan pertanian masih minim. Berdasarkan data Dinas Pertanian Sumut, sejak diluncurkan pada tahun lalu hingga Agustus 2016, jumlah lahan yang sudah diasuransikan baru mencapai 5.387,63 hektare.
Adapun, Distan Sumut menargetkan hingga akhir tahun ini, jumlah tersebut mampu mencapai 55.050 hektare. Sekretaris Distan Sumut Ichroni Hasibuan menyebutkan, sejak awal tahun hingga pertengahan Agustus 2016 lahan pertanian baru yang diasuransikan masih mencapai 1.510 hektare di delapan kabupaten.
"Memang masih sedikit sekali ya. Padahal ini sangat penting. Apalagi untuk daerah-daerah yang rawan bencana dan rentan terkena hama, seperti di Karo. Memang pemahaman petani terhadap program ini juga masih minim," papar Ichroni, Senin (22/8/2016).
Lebih lanjut, dia menjelaskan, saat ini pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada para petani. Distan Sumut tengah gencar meminta para penyuluh untuk menyosialisasikan manfaat asuransi lahan pertanian.
"Kami terutama melakukan sosialisasi kepada para petani padi, karena risikonya lebih besar. Kemudian, daerah yang rawan bencana. Kami menyayangkan masih sedikit yang mendaftar. Padahal petani hanya membayar Rp36.000 per hektare per sekali tanam. Kalau terjadi puso, pihak asuransi akan mengganti rugi Rp6 juta per hektare per sekali tanam," tambahnya.
Ichroni merinci, hingga saat ini, kabupaten dengan lahan pertanian terluas yang sudah diasuransikan yakni Serdang Bedagai 2.227,19 hektare, diikuti Deli Serdang 611,58 hektare, Simalungun 488,53 hektare, Langkat 444,08 hektare, Tapanuli Selatan 80 hektare, Karo 11,75 hektare dan Tapanuli Tengah 14,5 hektare.
Sementara itu, pada tahun ini saja baru ada empat kabupaten yang menambah lahan untuk asuransi pertanian yakni Serdang Bedagai 538,04 hektare, Simalungun 79,05 hektare, Tapanuli Selatan 127,9 hektare dan Deli Serdang 72 hektare.
Terpisah, Pelaksana Kelompok Kerja Pangan Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Sumut Buchari menyebutkan, hingga Juni 2016, total lahan pertanian padi yang mengalami puso mencapai 173 hektare.
"Ini terutama karena kekeringan. Seluruh lahan tersebut tidak bisa dipanen. Yang paling banyak itu di Deli Serdang 80 hektare," rincinya.
Selanjutnya, lahan padi yang puso juga ditemukan di Samosir 68 hektare, dan Deli Serdang 25 hektare. Adapun, beberapa daerah lainnya seperti Batubara, Toba Samosir, dan Labuhan Batu juga terkena dampak kekeringan.
"Total yang terkena dampak kekeringan 6.500 hektare. Tapi masih kategori ringan jadi bisa diselamatkan. Kami juga mencatat selama semester I/2016, total lahan pertanian jagung yang puso, juga karena kekeringan ada 96 hektare di Asahan," pungkasnya.