Bisnis.com, TOKYO – Pertumbuhan ekonomi Jepang tumbuh dengan laju yang lebih lambat seiring kontraksi pada belanja usaha untuk dua kuartal berturut-turut serta upaya eksportir menghadapi pergerakan yen yang kembali bangkit.
Menurut data pemerintah Jepang, seperti dilansir Bloomberg hari ini (Senin, 15/8/2016), pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) berekspansi 0,2% pada kuartal kedua, di bawah prediksi para ekonom dengan pertumbuhan 0,7%.
Pada saat yang sama, belanja usaha turun 0,4% dibanding tiga bulan sebelumnya.
Di sisi lain, konsumsi swasta naik 0,2% dan ekspor bersih berkurang 0,3 poin persentase.
Para pembuat kebijakan di negara tersebut saat ini tengah berjuang menemukan strategi untuk mendapatkan pertumbuhan yang konsisten di tengah perekonomian yang sedikit berekspansi dan juga berkontraksi.
Data tersebut terus menekan Bank of Japan untuk mempertimbangkan lebih banyak stimulus moneter pada pertemuan September sementara di sisi lain juga meningkatkan upaya untuk menangani hambatan struktural terhadap pertumbuhan.
“Investasi korporasi telah turun untuk dua kuartal berturut-turut, pertama kali sejak penaikan pajak penjualan pada 2014. Angka PDB mengisyaratkan, terutama bagi sektor bisnis, adanya risiko penurunan yang besar,” ujar Betty Rui Wang, Ekonom Standard Chartered Bank di Hong Kong.