Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TKDN Pembangkit Listrik di Industri KA & Kapal Digodok

Pemerintah sedang mempersiapkan kajian terkait Tingkat Komponen Dalam Negeri untuk pembangkit listrik di industri kereta api dan galangan kapal.

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah sedang mempersiapkan kajian terkait Tingkat Komponen Dalam Negeri untuk pembangkit listrik di industri kereta api dan galangan kapal.

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Indonesia, Muhammad Nasir mengakui pihaknya memulai rapat perdana membahas tingkat komponen dalam negeri (TKDN) pembangkit listrik.

"Kami mau mulai membahas TKDN untuk pembangkit listrik kereta api dan juga galangan kapal," ungkap Muhammad Nasir di Kantor Kemenko Maritim, Senin (15/8).

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan menyatakan diskusi terkait TKDN kali ini bukan membahas masalah revisi melainkan evaluasi sejumlah poin yang kurang efektif. 

Salah satunya tentang pembukaan perencanaan TKDN.

Pasalnya, perencanaan TKDN untuk pembangunan sejumlah infrastruktur belum transparan.

Alhasil, perencanaan yang dibuat kurang realistis sehingga kebutuhan TKDN menjadi berlebih atau bisa juga kurang.

"Pelaksanaan TKDN memerlukan perencanaan karena yang akan mensuplai itu industri. Nah, industri membutuhkan bahan baku, modal kerja, jadi tidak bisa tiba-tiba ada tender terus langsung ditentukan harus TKDN sekian persen. Itu yang kami minta perencanaan dibuka," ujar I Gusti Putu Suryawirawan.

Dia mengatakan bahwa Kementerian Perindustrian mengusulkan agar setiap TKDN termasuk TKDN untuk kereta api dan galangan kapal memiliki perencanaan yang jelas. Dia mengimbau, jangan sampai jumlah penentuan TKDN tidak memiliki perencanaan.

"Industri tidak bisa suplai, mereka butuh waktu. Beda dengan pedagang, dia stoknya banyak, tinggal telepon di gudang lalu datang. Disini perencanaannya masih tertutup," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper