Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Penyebab Serapan Anggaran PUPR Rendah Hingga Agustus 2016

JAKARTA-- Memasuki awal Agustus ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan serapan anggaran masih belum mencapai target.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Memasuki awal Agustus ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan serapan anggaran masih belum mencapai target.

Sekretaris Jenderal PUPR Taufik Widjoyono mengatakan serapan anggaran kementerian masih berada di posisi 38% atau sekitar Rp38 triliun jauh di bawah target yang dicanangkan 51% "Tapi kalau dilihat ini sudah menunjukkan grafik kemajuan, tidak stagnan," katanya Jumat (12/8/2016).

Dia melanjutkan apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya pada periode yang sama, penyerapan anggaran hanya mencapai 25%.

Menurut Taufik, serapan anggaran tahun ini masih di bawah target dikarenakan keterlambatan dalam penagihan kontrak multiyears. Pasalnya apabila ditinjau dari progres fisik justru telah mencapai 44%.

Meski demikian, dia juga mengakui progres fisik itu juga masih di bawah target 51%. "Ini berarti ada sekitar Rp6 triliun yang belum ditagihkan. Saya juga kurang ngerti, kenapa ini bisa terlambat," imbuhnya.

Taufik juga mengatakan bahwa sektor yang mengalami keterlambatan penagihan kontrak mutiyears antara lain jalan atau Bina Marga dan Sumber Daya Air (SDA) seperti bendungan dan lain-lain.

Sementara itu, dia memerinci progres fisik paling tinggi dilakukan oleh Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga sebesar 51%, kemudian diikuti Ditjen SDA 39%, Ditjen Cipta Karya 32%, dan Ditjen Penyediaan Perumahan 26,7%.

Wakil Sekretaris Jenderal II Gabungan Pelaksana Konstruksi (Gapensi) Errika Ferdinata mengungkapkan keterlambatan itu kemungkinan dikarenakan banyaknya kontrak proyek bersifat turn key.

"Kalau itu turn key mungkin saja fisiknya cepat karena dikerjakan dulu sementara pembayaran di akhir. Jadi mungkin fisik 80%, tapi anggaran terserap 0%" katanya.

Akan tetapi Etika tak memerinci secara detail jumlah proyek yang bersifat turn key.

Selain itu dia juga mempertanyakan kontraktor kecil mengeluhkan tidak banyak mendapat proyek pemerintah namun yang terjadi justru serapan anggaran pemerintah masih di bawah target.

"Ini justru yang aneh mereka [PU] mengeluh susah dapat kontraktor, kontraktor menegeluh susah dapat proyek," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper