Bisnis.com, SURABAYA - Perusahaan pembangkit listrik PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) mencetak pendapatan Rp16,3 triliun sepanjang semester I/2016, tumbuh 3% dibanding periode yang sama sebelumnya.
Direktur Keuangan PJB Tjutju Kurnia Sutjiningsih mengatakan pertumbuhan tersebut memang tidak setinggi target tahunan yang dipatok 7% akibat pengaruh kondisi ekonomi domestik. Namun demikian hingga akhir tahun diharapkan target bisa tercapai.
“Kami yakin begitu. Biasanya semester II menguat dan kami optimistis target pendapatan tahunan Rp32,7 triliun tercapai,” jelasnya seusai acara temu media di Surabaya, Rabu (10/8/2016).
Menurut Tjutju, meski laju target pendapatan tidak sekencang proyeksi, tapi laba bersih perseroan diyakini bakal melebihi target. Enam bulan pertama laba bersih anak usaha PLN ini Rp2,3 triliun dari target akhir tahun Rp3,3 triliun. “Bila melihat laba semester I, realisasi akhir tahun kami yakini bisa melebihi rencana,” ujarnya.
Torehan laba tersebut berasal dari penjualan 12.239 GWh (Giga Watt Hour) dari total produksi semester pertama ini 12.768 GWh.
Adapun dari sisi investasi, PJB tahun ini mengalokasikan anggaran Rp5 triliun, terdistribusi untuk dua proyek. Peningkatan kapasitas 1 x 1.000 MW Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa-1 atau dikenal PLTU Cirebon dan pembangunan PLTU Jawa-7 dengan kapasitas 2x1.000 MW di Serang, Banten.
Tjutju menuturkan realisasi investasi mencapai 40% dengan perincian Jawa 1 menyerap Rp2 triliun dan Jawa-7 sekitar 30% dari porsi PJB sekitar Rp740 miliar. Jawa-7 merupakan proyek bersama PLN via PJB dengan perusahaan Shenhua, China.
Direktur Pengembangan & Niaga PJB Henky Heru Basudewo mengatakan proyek Jawa-7 yang merupakan bagian program 35.000 MW yang dicanangkan pemerintah sudah mulai pematangan lahan dan konstruksi sarana kantor. “Oktober diharapkan semua lengkap dan bisa konstruksi pembangkit dan selesai 2020,” jelasnya.