Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Serikat Pekerja JICT Tanggapi Buffer Kongesti

Serikat Pekerja PT Jakarta International Container Terminal (SP JICT) menyoroti pemanfaatan eks terminal 2-JICT sebagai buffer menyusul permasalahan kongesti di terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok yang terus terulang tiap akhir pekab dalam sebulan terakhir ini.
Suasana uji coba joint gate JICT-Koja, Senin (20/6/2016) dinihari./Bisnis-Istimewa
Suasana uji coba joint gate JICT-Koja, Senin (20/6/2016) dinihari./Bisnis-Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA: Serikat Pekerja PT Jakarta International Container Terminal (SP JICT) menyoroti pemanfaatan eks terminal 2-JICT sebagai buffer menyusul permasalahan kongesti di terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok yang terus terulang tiap akhir pekan dalam sebulan terakhir ini.

Ketua Umum SP JICT,Nova Hakim mengataka , manajemen Pelabuhan Indonesia (Pelindo II) seharusnya dapat lebih hati-hati dalam mengambil langkah antisipasi kemacetan Terminal 3 Priok dengan memanfaatkan lahan eks Terminal 2- JICT sebagai buffer area parkir truk.

"Saya khawatir Pak Elvyn (Dirut Pelindo II) mendapat masukan yang salah. Selama ini kondisi Terminal 2 JICT menganggur dan tidak menghasilkan revenue," ujar Nova melalui siaran Pers SP JICT, Sabtu (6/8). Dia mengatakan tidak ada masalah jika eks Terminal 2-JICT diperuntukkan sebagai buffer parkir sementara namun jangan sampai ada kesan bahwa terjadi salah kelola terminal 2 JICT karena tidak digunakan sebagaimana mestinya.

"Eks Terminal 2-JICT kan selama ini menganggur. Harusnya terminal tersebut dapat menghasilkan pendapatan bagi perusahaan. Jika ada audit tentu akan ditemukan potensi kerugian disana," tuturnya. Pelabuhan Indonesia II/IPC memanfaatkan fasilitas terminal 2 eks Jakarta International Container (JICT) sebagai buffer area untuk truk peti kemas yang akan masuk ke terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok sebagai solusi jangka pendek atau sementara menghindari ancaman kongesti di pelabuhan tersebut.

Dalam Surat yang di tandatangani Dirut Pelindo II Elvyn G.Masassya No: FP.010/4/8/1/PI.II-16 tanggal 4 Agustus 2016 disebutkan, pemanfaatan buffer di eks terminal 2 JICT itu terhitung sejak pekan ini sambil menunggu adanya keputusan lebih lanjut dari Pelindo II. Elvyn dalam suratnya itu menyebutkan langkah dan solusi sementara ini dalam rangka menjamin kelancaran proses logistik dan distribusi barang di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta.

Kepadatan kegiatan delivery peti kemas yang berpotensi kongesti di pelabuhan Priok terus terulang setiap akhir pekan dalam sebulan tetakhir ini di terminal 3 Pelabuhan tersebut. Masuknya kapal peti kemas besar NYK Line dan Maersk Line disebut sebagai pemicu terjadinya kepadatan peti kemas itu mengingat terbatasnya fasilitas container yard dan tidak tersedianya lapangan parkir truk di terminal 3 Priok.

Bahkan dalam pembahasan antara stakeholder terkait yang dipimpin Kepala Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok diputuskan salah satu opsi untuk mengalihkan layanan kedua kapal tersebut sebagai solusi tercepat menghindari terulangnya ancaman kongesti Priok.

Nova menjelaskan bahwa jika terminal 2 JICT bisa dikelola sesuai peruntukannya, maka bisa menjadi alternatif solusi kongesti di Terminal 3. "Semestinya fasilitas eks Terminal 2-JICT dapat dimanfaatkan secara maksimal sebagai terminal petikemas bukan hanya sebagai buffer parkir," tegasnya. Dia melihat keberadaan investor asing di JICT tidak berpengaruh banyak dalam menjaring pasar. "Selama ini Priok kan captive market," ujar Nova

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akhmad Mabrori

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper