Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia dan Afrika Selatan sepakat untuk mendorong kerja sama co-production dan pemasaran, serta mendorong investasi terutama untuk infrastruktur, energi, industri strategis dan industri manufaktur.
Hal tersebut disampaikan pertemuan bilateral antara Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Hubungan dan Kerja Sama Internasional Afsel di sela helatan World Indonesia Economic Forum (WIEF), Selasa (2/8/2016).
Selain itu, Retno menyampaikan Indonesia mendorong pelaksanaan the 3rd Meeting of Joint Trade Commmitte di Afrika Selatan. Forum ini dipandang dapat menjembatani lebih jauh kerja sama perdagangan kedua negara.
“Kerja sama perdagnagan kedua negara yang cukup baik. Afrika Selatan adalah mitra dagang Indonesia kedua terbesar di Benua Afrika,” kata Menlu.
Dia menjelaskan bahwa pada 2015 nilai perdagangan Indonesia-Afsel mencapai US$898 juta, dengan surplus Indonesia sebesar US$434,19 juta.
Ekspor utama RI ke Afrika Selatan berupa kendaraan bermotor, karet, alas kaki, ban dan kertas. Adapun impor utama RI dari Afrika Selatan berupa bubur kayu (pulp), gula, alumunium, besi, baja, kapas, dan mesin-mesin.
Retno juga memaparkan bahwa foreign direct investmen (FDI) Afsel di Indonesia pada 2015 tercatat senilai US$1,8 juta.
Afrika Selatan merupakan satu-satunya negara Afrika yang memiliki kesepakatan Kemitraan Strategis dengan Indonesia, suatu kemitraan yang disepakati melalui Joint Declaration on a Strategic Partnership for a peaceful and Prosperous Future Between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Republic of South Africa pada 17 Maret 2008.