Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia mengharapkan dana tax amnesty dapat masuk ke pasar keuangan primer atau primary market dan sektor riil. Dengan demikian, dana-dana yang kembali tersebut dapat benar-benar berdampak bagi pertumbuhan ekonomi.
Direktur Eksekutif Departemen Pengembangan Pasar Keuangan BI Nanang Hendarsah mengatakan dana tersebut dapat dialirkan instrumen pasar uang yang terkait sektor riil agar pertumbuhan sektor riil dan pertumbuhan ekonomi dapat tumbuh bersama. Dia menyontohkan instrumen DIRE dan sukuk yang berbasis proyek.
"Seharusnya masuk ke pasar primer. Kalau masuk ke pasar primer, misalnya dalam penerbitan obligasi korporasi itu rupiah masuk ke perusahaan untuk ekspansi usaha," ujar Nanang di Kompleks Bank Indonesia Jakarta, Kamis (28/7/2016).
Apabila dana dari tax amnesty tersebut masuk ke pasar sekunder, maka dana tersebut hanya akan berputar di satu tempat dan tidak bisa berdampak langsung pada perekonomian.
Dengan demikian, Nanang memandang dana dari program pengampunan pajak seharusnya masuk ke sektor riil dan pasar primer. Pada akhirnya, dana ini akan terasa langsung pada perekonomian.
"Kalau tidak di-link ke sektor riil saya khawatirnya, ekonomi kita belum picking up yang signifikan. Jadi pasar keuangan dinamis, harga-harga naik tapi tidak mencerminkan sektor riil," ujar Nanang.
Menurut Nanang, agar tidak menciptakan penggelembungan aset di pasar keuangan, maka dana-dana repatriasi pengampunan pajak seharusnya menciptakan sektor riil. Dengan demikian, pasar keuangan dapat bullish dan ekonomi menggeliat.
"Penting bagi kita agar instrumen-instrumen untuk enampung aliran dana repatriasi itu di-link ke sektor riil dan primary market. Karena secondary market harus dijaga jangan sampai menciptakan harga-harga di instrumen overvalue," ungkap Nanang.