Bisnis.com, JAKARTA - Salah satu kunci pengurangan karbon di sektor energi yang merupakan elemen kunci dalam upaya pengurangan emisi gas rumah kaca bergantung pada percepatan inovasi teknologi dan pemanfaatan teknologi energi hijau.
Hal tersebut merupakan latar belakang terbentuknya Kelompok Misi Invovasi bersama dengan 21 negara yang berusaha untuk memobilisasi dukungan guna menyebarkan teknologi energi bersih melalui komitmen untuk melipatgandakan penelitian energi bersih dan pengembangan pada tahun 2020.
Berdasarkan situs International Energy Agency (IEA), yang dikutip Minggu (17/7/2016), negara-negara yang tergabung dalam Misi Inovasi terhitung telah menyumbang lebih dari 80% investasi masyarakat dunia dalam riset dan pengembangan energi bersih dengan total sekitar US$15 miliar per tahun.
Sesungguhnya misi inovasi ini diluncurkan secara resmi dalam Konferensi perubahan iklim yang diadakan di Paris pada akhir tahun 2015. Misi ini memiliki tujuan menghidupkan kembali dan mempercepat inovasi energi bersih publik dan swasta untuk membuat energi bersih secara luas yang terjangkau.
Percepatan dirasa perlu dilakukan guna mencapai tujuan agar perubahan iklim kedepan lebih baik namun disisi lain kendati target yang dibuat ini sangat ambisius emisi gas rumah kaca akan meningkat pada tahun 2030.
Namun, IEA memperkirakan peningkatan emisi gas rumah kaca akan meningkat lebih cepat apabila tidak ada kebijakan yang segera diimplementasikan juga investasi.
Apalagi mengingat tujuan jangka panjang menekan emisi gas rumah kaca hingga 0 derajat, selain itu ada target bisa menekan emisi gas rumah kaca hingga 2 derajat pada paruh kedua abad ini yang tentunya untuk mencapai semua ini dibutuhan investasi dan inovasi teknologi.