Bisnis.com, JAKARTA - Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) melihat salah satu penyebab munculnya fenomena vaksin palsu dalam dunia kedokteran karena kurang optimalnya pengawasan.
Ketua Persi Kuntjoro Adi Purjanto menyatakan perbaikan memang sudah ada hanya saja masih banyak yang lowong sehingg perlu ditingkatkan. "Peningkatan pengawasan ada, namun memang ada yang masih lowong," kata Kuntjoro saat ditemui di kantornya, Jumat (15/7/2016).
Menurut dia, penguatan musti terus dilakukan. Pasalnya sejauh ini dari tingkat pusat hingga daerah sudah ada lembaga pengawasan sebutlah dari BPPOM, Badan Pengawas Rumah Sakit (BPRS), Dinas Kesehatan, adapula SPI.
"Nah, elemen ini yang musti dimaksimalkan perananya," katanya.
Hanya saja, kata dia, merujuk kondisi di daerah memang ada sejumlah kendala. Minimnya sumber daya anggaran membuat peranan lembaga pengawasan tak berfungsi optimal.
Karena itu, perlu disikapi terutama pemerintah daerah, supaya proses pengawasan bisa berjalan dengan baik. Pengawasan berjalan dengan baik, fenomena vaksin palsu bisa diminimalkan.
Sebelumya Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan 14 rumah sakit, 8 klinik menggunakan vaksin palsu. Menteri Kesehatan pun berencana bakal mengumumkan daftar rumah sakit itu.