Bisnis.com, JAKARTA – Industri plastik optimistis bisnisnya pada semester II/2016 akan membaik akibat dorongan dari sektor konstruksi dan makanan dan minuman.
Sekjen Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik (Inaplas) Fajar Budiyono mengatakan optimistis semester II/2016 akan lebih baik.
Menurutnya, konsumsi plastik akan naik 20% pada enam bulan terakhir sehingga pertumbuhan semester II/2016 berpotensi mencapai 4,6%-4,7%.
“September akan banyak konstruksi seperti jaringan air minum, jalan menggunakan geotekstil dan geo membran serta pipa. [Konstruksi] biasanya terakumulasi pada enam bulan terakhir. Jadi 20% konsumsi terjadi saat itu,” ujarnya kepada Bisnis.com, Selasa (12/7/2016).
Fajar memprediksi kenaikan pada semester kedua akan disokong dari sektor konstruksi dengan kontribusi mencapai 7,5%-10%.
Dia menjelaskan semester I/2015 industri plastik tumbuh 4,8% dan begitu pula semester II/2015. Adapun semester I/2016 industri plastik hanya tumbuh di kisaran 4,5% akibat turunnya permintaan.
Adapun sektor pendukung lainnya adalah makanan dan minuman yang mulai menampakkan kenaikan mengingat memasuki musim panas. “Otomotif stabil, konstruksi telat, tapi September sudah mulai lelang,” katanya.
Menurutnya, isu global seperti Brexit dan harga minyak dunia tidak terlalu memengaruhi kinerja sektor petrokimia tersebut.
Namun, justru isu dalam negeri lebih memengaruhi minat investasi, seperti kebijakan plastik berbayar dan isu cukai plastik.
Fajar mengatakan saat ini tengah terjadi penurunan harga plastik sekitar US$20. Dia memprediksi penurunan terendah akan terjadi pada Agustus.
Dia menjelaskan penurunan harga plastik yang terjadi saat ini adalah yang normal. Pasalnya, plastik biasa mengalami penurunan pada Agustus-Desember dan akan mengalami kenaikan pada semester II terutama pada November-Desember.
“Turunnya karena setelah Lebaran masyarakat sudah kerja lagi. Di China juga sudah mulai musim panas nanti permintaan mulai turun karena bukan musim liburan. Ini hanya efek siklus tahunan. Nanti November-Desember naik lagi.”