Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Besaran Subsidi BBM Tergantung Penaikan Harga Minyak

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan besaran subsidi bahan bakar minyak dalam APBNP 2016 diperkirakan cukup hingga akhir tahun jika harga minyak mentah stabil seperti posisi saat ini.
SPBU/Ilustrasi
SPBU/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan besaran subsidi bahan bakar minyak dalam APBNP 2016 diperkirakan cukup hingga akhir tahun jika harga minyak mentah stabil seperti posisi saat ini.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja mengatakan pihaknya berharap besaran subsidi bahan bakar minyak seiring dengan turunnya subsidi Solar sebesar Rp500 per liter akan cukup hingga akhir tahun.

“Saya harap cukup, karena telah kami perkirakan. Kalau harga minyak mentah stabil seperti saat ini kami harapkan cukup,” katanya di Kompleks Istana Negara, Rabu (29/6/2016).

Dia menjelaskan pada semester I/2016 rata-rata harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP)hanya US$36 per barel, sedangkan ketetapan di APBNP 2016 ICP sebesar US$40 per barel.

Menurutnya, harga ICP biasanya US$5 lebih rendah ketimbang harga minyak di pasar Brent. Oleh karena itu, jika harga minyak Brent stabil seperti saat ini di level US$50 per barel, maka ICP akan stabil di level US$45 per barel.

“Rata-rata di semester I kan US$36 per barel, jika rata-rata semester II US$45 per barel maka rata-rata tahunan sekitar US$40 per barel, kami harap cukup,” katanya.

Berkaitan dengan harga Solar, lanjutnya, dia menjamin tidak ada kenaikan harga hingga September 2016, karena ada saving pada April, Mei dan Juni. Namun, jika ada lonjakan tinggi pada harga minyak mentah pasca September, maka diprediksi aka nada kenaikan harga.

Badan Anggaran (Banggar) DPR dan Pemerintah menyepakati hasil besaran yang dibahas dalam rapat internal Komisi VII yang memutuskan besaran pemangkasan subsidi tetap pada bahan bakar minyak (BBM) jenis Solar dari Rp1.000 menjadi Rp500 per liter.

Pada pekan lalu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara menjelaskan dalam usulan awal di mana pemotongan sebesar Rp650 per liter dengan pertimbangan penghematan anggaran belanja terutama pos belanja subsidi. Sehingga anggaran untuk jenis BBM tertentu dalam Anggaran Pendpatan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2016 sebesar Rp12,43 triliun.

Dengan pemotongan Rp500 per liter dan asumsi ICP US$40 per barel, maka total belanja subsidi BBM disetujui Rp43,68 triliun atau membengkak dibanding RAPBN-P 2016 sebesar Rp40,63 triliun.

"Tapi karena disepakatinya penurunan subsidi dari Rp1.000 menjadi Rp500 per liter mulai 1 Juli, maka anggarannya bertambah jadi Rp13,91 triliun untuk BBM jenis tertentu. Khusus untuk Solar anggaran subsidinya naik dari Rp10,43 triliun menjadi Rp11,60 triliun," jelas Suahasil.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lukas Hendra TM

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper