Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Banyak Daerah Tak Mampu Turunkan Harga Daging

Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, tidak dapat berbuat banyak menurunkan harga daging ayam dan sapi di pasar karena adanya lonjakan permintaan, sedangkan keterdiaan kurang
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo tidak dapat berbuat banyak menurunkan harga daging ayam dan sapi di pasar karena adanya lonjakan permintaan, sedangkan keterdiaan kurang./jibiphoto
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo tidak dapat berbuat banyak menurunkan harga daging ayam dan sapi di pasar karena adanya lonjakan permintaan, sedangkan keterdiaan kurang./jibiphoto

Bisnis.com, JAKARTA -  Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, tidak dapat berbuat banyak menurunkan harga daging ayam dan sapi di pasar karena adanya lonjakan permintaan, sedangkan keterdiaan kurang.

Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo mengatakan tingginya harga daging, khususnya sapi dikarenakan antara stok dan ketersediaan tidak seimbang.

"Saat ini terjadi ketidak seimbangan antara ketersediaan dan permintaan. Ketersediaan terbatas, disisi lain permintaan tinggi," kata Hasto usai memantau kebutuhan pokok di Pasar Wates menjelang Lebaran 2016, Kamis (30/6/2016).

Menurut dia, rantai distribusi yang pendek tidak mempengaruhi harga daging di pasaran. Ia mencontohkan, daging sapi impor dengan rantai distribusi yang sangat panjang, harganya tetap murah. Berberbeda dengan daging sapi lokal, meski rantai distribusi pendek, harga tetap tinggi dan mengikuti harga pasaran.

Saat ini, harga daging sapi di tingkat pedagang Kulon Progo berkisar Rp115 ribu hingga Rp130 ribu per kg, tergantung dari kualitas daging. Kemudian, harga daging ayam berkisar Rp30 ribu hingga Rp36 ribu per kg.

"Daging sapi yang dijual di Kulon Progo berasal dari Bantul dan lokal, tapi harga daging sapi dipengaruhi oleh ketersediaan sapi," katanya.

Selain itu, lanjut politisi muda PDI Perjuangan ini mengharapkan harga kebutuhan pokok seperti beras, cabai, bawang merah, bawang putih, telur, gula pasir, minyak goreng, dan daging sapi tidak mengalami lonjakan yang tinggi.

"Harga komoditas yang mempengaruhi inflasi di Kulon Progo tidak ada yang mengalami lonjakan tinggi di atas harga rata-rata," katanya.

Untuk menekan kenaikan kebutuhah pokok, kata Hasto, Disperindag-ESDM telah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk melakukan pasar murah dan operasi pasar. Operasi pasar terdiri dari komoditas beras, bawang merah, minyak goreng, gula pasir.

"Operasi pasar dipusatkan di tingkat kecamatan, harapannya lebih tepat sasaran," kata dia.

Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda DIY Gatot Saptadi mengatakan ketersediaan kebutuhan pokok di Kulon Progo sangat cukup, meski ada kenaikan harga yang disebabkan permintaan yang tinggi. Sehingga, Kabupaten Kulon Progo siap didatangi pemudik.

"Berdasarkan hasil koordinasi dengan Bulog DIY, ketersediaan beras mencukupi hingga enam bulan ke depan," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper