Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gapperindo Jabar Desak Jabar pacu Produksi Teh

Gabungan Asosiasi Petani Perkebunan Indonesia (Gapperindo) Jawa Barat meminta pemerintah bersama stakeholder terkait untuk memacu kembali produksi teh nasional seiring perkembangan industri hilir yang terus bertumbuh.
Para pemetik teh/Ilustrasi-Antara
Para pemetik teh/Ilustrasi-Antara

Bisnis.com, BANDUNG - Gabungan Asosiasi Petani Perkebunan Indonesia (Gapperindo) Jawa Barat meminta pemerintah bersama stakeholder terkait untuk memacu kembali produksi teh nasional seiring perkembangan industri hilir yang terus bertumbuh.

Ketua Gapperindo Jabar Mulyadi Sukandar mengatakan produksi teh nasional mengalami penurunan sejak beberapa tahun terakhir. Hal tersebut tidak lepas dari harga teh dalam negeri yang relatif rendah serta pasar yang tidak menyerap secara maksimal.

“Produksinya mengalami penurunan padahal di sisi lain permintaan atau konsumsi naik. Kondisi ini ditandai dengan bertumbuhnya industri hilir," ujarnya kepada Bisnis.com, Senin (27/6/2016).

Dia menjelaskan, pemerintah sudah beberapa kali memberikan bantuan untuk pembinaan bagi petani namun tidak berjalan maksimal. Padahal, potensi perkebunan teh rakyat terutama di Jabar sangat berlimpah, yang diyakini mampu memasok permintaan bagi industri hilir.

Akibat kondisi itu, ujarnya, sebagian industri hilir lebih memilih impor teh dari luar karena pasokan dari dalam negeri kurang mencukupi atau tidak memenuhi persyaratan kualitas.

"Industri minuman teh dan konsumsi bertambah, impor teh terus berlangsung. Tapi, kenapa Indonesia lambat menangkap peluang ini?" paparnya.

Di samping itu, peringkat Indonesia saat ini turun ke posisi 7 sebagai penghasil teh terbesar di dunia. Padahal, sebelumnya Indonesia masih bertengger di posisi ke-5.

Menurutnya, posisi Indonesia sebagai salah satu penghasil teh terbesar di dunia kalah oleh Vietnam dan Turki. "Vietnam itu murid Indonesia yang dulu mempelajari perkebunan teh. Negara itu konsisten untuk membangun komoditas unggulan," tegasnya.

Karenanya, persoalan semua ini harus dipikirkan oleh stakeholder terkait agar produksi teh rakyat bisa diperbaiki. Sebab, hal ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja namun semua masyarakat pertehan di Indonesia.

"Petani saat ini kurang dibina secara konsisten, jangan menyalahkan dinas tapi seluruh stakeholder harus bahu-membahu memperbaiki kembali industri hulu teh," katanya.

Sampai saat ini Jabar mampu menghasilkan 70% produksi teh secara nasional, di mana provinsi ini memiliki luas areal tanaman teh terbesar di Indonesia.

Berdasarkan data statistik perkebunan tahun 2014 di Jabar terdapat perkebunan teh sekitar 89.978 hektare (ha) atau sekitar 73% dari luas perkebunan teh nasional, yang terdiri dari perkebunan teh rakyat 50,96%, perkebunan teh milik swasta 23,24%, dan perkebunan teh milik negara 25,80%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper