Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Indonesia mengaku belum bisa memperkirakan dampak keluarnya Inggris dari Uni Eropa.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan pengaruhnya mungkin tidak terasa langsung dari hubungan ekonomi Indonesia dengan Inggris.
“Begini, masalahnya kan bukan Inggris sama Indonesia tapi Inggris dengan Uni Eropa (UE), lalu UE dengan kita,” tuturnya kepada Bisnis usai acara Buka Puasa Bersama Keluarga Besar Sahid, Jumat (25/6/2016).
Namun, Apindo mengharapkan apa pun dampak Brexit terhadap Indonesia, baik langsung maupun tidak, tidak akan berlangsung lama dan tidak besar.
Seperti diketahui, pada 23 Juni 2016 jutaan warga Inggris Raya mengikuti referendum pertama dalam empat dekade terakhir untuk memilih apakah akan tetap bergabung dengan UE atau keluar dari pasar tunggal terbesar dunia itu. Hasilnya, sebanyak 52% menginginkan keluar.
Hasil ini mengejutkan pasar dan menimbulkan kekhawatiran mengenai stabilitas politik serta perlambatan ekonomi. UE membeli sekitar separuh produk dan jasa Inggris Raya, yang memiliki track record defisit neraca transaksi berjalan.
Sebelum referendum, Bank sentral Inggris (Bank of England/BOE) dan IMF sudah menyampaikan bahwa keluar dari UE akan mengganggu pertumbuhan ekonomi dan perdagangan, tidak hanya di Inggris tapi juga di wilayah Eropa lainnya.