Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bandara Soetta: Kemenhub Minta Sub Menara ATC Dibangun Permanen

Kementerian Perhubungan meminta PT Angkasa Pura II untuk membangun menara pemandu lalu lintas udara permanen ketimbang portabel dalam memantau pergerakan pesawat di sisi udara Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng.
Bandara Soekarno Hatta di Tangerang. /Bisnis.com
Bandara Soekarno Hatta di Tangerang. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Perhubungan meminta PT Angkasa Pura II untuk membangun menara pemandu lalu lintas udara permanen ketimbang portabel dalam memantau pergerakan pesawat di sisi udara Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng.
 
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Suprasetyo mengatakan kapasitas menara pemandu lalu lintas udara (air traffic controller/ATC) portabel tidak cukup baik dalam memantau seluruh sisi udara Terminal 3 Ultimate.
 
"Terminal 3 Ultimate itu kan luas sekali, dan pesawatnya juga bakal besar-besar. Jadi kalau cuma menggunakan tower [ATC]mobile itu enggak akan berfungsi bagus,” katanya di Jakarta, Senin (20/06).
 
Suprasetyo menilai pemantauan yang kurang baik dari ATC tersebut berpeluang membahayakan kegiatan penerbangan. Pasalnya, seluruh proses pergerakan di sisi udara, baik pesawat, towing dan lain sebagainya, harus mendapatkan izin dari ATC.
 
Oleh karena itu, dia menilai tower portabel lebih baik tidak digunakan dalam memantau pergerakan di sisi udara Terminal 3 Ultimate. Rencananya, Kemenhub juga akan menarik tower portabel tersebut dari Angkasa Pura II.
 
“Tower mobile ini agak membahayakan karena kan di terminal itu ada garbarata dan lain sebagainya, sehingga bisa terhalang, dan akhirnya tidak akan berfungsi bagus. Makanya, tower mobile itu mau kami tarik saja," tuturnya.
 
Selain persoalan tower, Suprasetyo menambahkan bahwa ada temuan lainnya yang juga harus diperbaiki Angkasa Pura II, yakni seperti pengisian bahan bakar yang masih menggunakan kendaraan truk.
 
Namun, lanjutnya, penyebab paling signifikan agar pengoperasian Terminal 3 Ultimate ditunda, yakni PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) yang keberatan apabila layanan penerbangan mereka tidak seluruhnya dialihkan ke Terminal 3 Ultimate.
 
“Kalau verifikasi saja sih tidak masalah, tapi waktunya memang terlalu mepet. Jadi, saya pikir lebih baik mempersiapkan terminal 1,2 dan 3 [terminal lama] saja, daripada dipaksakan, tapi safety belum terpenuhi,” ujarnya.
 
Seperti diketahui, Angkasa Pura II meminta Kementerian Perhubungan untuk kembali melakukan verifikasi terhadap operasi terbatas Terminal 3 Ultimate pekan ini, menyusul perbaikan sistem kelistrikan terminal telah dilakukan.
 
Sementara itu, President Director PT Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi mengatakan siap memenuhi permintaan Kemenhub, selaku regulator untuk membangun menara pemandu lalu lintas udara yang bersifat permanen.
 
“Kami sudah mulai membangun bangunan ATC seperti yang dimintakan regulator. Rencananya, bangunan ATC akan terintegrasi dengan Terminal 3 Ultimate, dan ditargetkan selesai pada dua bulan mendatang,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper