Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kementan: Butuh Stimulus untuk Dorong Produksi Kedelai

Kementerian Pertanian menilai pemerintah harus menyusun stimulus-stimulus untuk dapat mengerek produksi kedelai di dalam negeri. Pasalnya, produksi kedelai cenderung stagnan dalam beberapa tahun terakhir.
Pekerja melakukan pencampuran kedelai, sebagai bahan dasar untuk membuat tempe dan tahu, di Ngoto, Bantul, Yogyakarta. /Ilustrasi-JIBI-Juli Nugroho
Pekerja melakukan pencampuran kedelai, sebagai bahan dasar untuk membuat tempe dan tahu, di Ngoto, Bantul, Yogyakarta. /Ilustrasi-JIBI-Juli Nugroho

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pertanian menilai pemerintah harus bersama menyusun stimulus-stimulus untuk dapat mengerek produksi kedelai di dalam negeri. Pasalnya, produksi kedelai cenderung stagnan dalam beberapa tahun terakhir.

Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Hasil Sembiring mengatakan stimulus terbaik bagi petani kedelai adalah harga serapannya yang baik. Untuk itu, pemerintah perlu segera menetapkan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk menjaga harga komoditas itu.

“Kalau produksi kedelai misalnya, untuk target RPJMN [Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional] 2017 itu target produksi kedelai 1,88 juta ton, sekarang 800.000-an ton. Kalau harganya tidak diciptakan kondusif, sulit [mendorong petani tanam kedelai],” kata Hasil di Jakarta, Rabu (15/6/2016).

Hasil menjelaskan pihak Kementan sendiri telah beberapa kali mengajukan pembentukan HPP kedelai untuk mendorong produksi di tingkat petani. Bisnis mencatat pengajuan HPP kedelai pun sudah dilakukan sejak 2014 tetapi hingga saat ini, diskusinya masih stagnan.

Oleh karena itu, produksi kedelai dari tahun ke tahun, menurut Hasil, memang sulit untuk didongkrak. Apalagi, setiap tahunnya rata-rata 2 juta ton kedelai impor masuk tanpa ada pengenaan tariff tertentu.

Dalam Angka Sementara (Asem) yang dipublikasikan Badan Pusat Statistik (BPS) awal Maret lalu, produksi kedelai diprediksi mencapai 963.000 ton yang tersebar di beberapa sentra produksi di Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Aceh, dan DIY.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dara Aziliya

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper