Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ASITA Usulkan Perbaikan Tata Niaga Pariwisata Indonesia-Tiongkok

Asosiasi biro perjalanan wisata yang tergabung dalam ASITA mengusulkan agar tata niaga pariwisata khususnya antara Indonesia dengan Tiongkok ditata agar semakin kondusif.
Wisatawan asal Beijing, China, mengunjungi kawasan Monas, Jakarta, Selasa (17/3/2015)./Antara-M Agung Rajasa
Wisatawan asal Beijing, China, mengunjungi kawasan Monas, Jakarta, Selasa (17/3/2015)./Antara-M Agung Rajasa

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi biro perjalanan wisata yang tergabung dalam ASITA mengusulkan agar tata niaga pariwisata khususnya antara Indonesia dengan Tiongkok ditata agar semakin kondusif.

Ketua DPP ASITA Asnawi Bahar di Jakarta, Minggu (12/6/2016), mengatakan kunjungan lebih banyak wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia merupakan salah satu indikator keberhasilan pariwisata.

Sementara Tiongkok merupakan pasar yang sangat besar dan potensial.

"Kami mengusulkan empat isu yang mendasar untuk memperbaiki tata niaga wisata agar semakin kondusif bagi para pelaku industri," katanya, seperti dikutip dari Antara.

Empat usulan itu yakni meningkatkan jumlah kunjungan turis, menata niaga pariwisata, mengembangkan peluang usaha biro perjalanan, dan menjalin hubungan baik dengan negara kantong wisman utama misalnya Tiongkok.

Pihaknya berharap ada terobosan baru untuk menjaga praktik tata niaga yang kondusif misalnya antara industri pariwisata Indonesia dengan Tiongkok.

Belum lama ini, ASITA baru saja melakukan pertemuan resmi dengan China National Tourism Administration (CNTA) dan China Tourism Association (CTA) dalam acara "Friendship Meeting".

"Dalam pertemuan itu kami sepakat untuk memperbaiki tata niaga pariwisata antar kedua negara dan menjalin kerja sama yang setara dan seimbang untuk memajukan pariwisata kedua negara dengan asas menguntungkan semua pihak," katanya.

Kerja sama dan tata niaga yang baik dengan Tiongkok, kata dia, menjadi faktor penentu tercapainya target kunjungan wisman Tiongkok ke Indonesia yang pada 2016 ditetapkan sebanyak 2,3 juta orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper