Bisnis.com, JAKARTA – Nelayan memiliki potensi untuk mendapatkan kredit dari perbankan lantaran non performing loan (NPL) sektor perikanan sudah jauh menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Susi optimistis dengan kondisi itu. "Ini membuat kalangan perbankan cenderung berani memberikan pinjaman," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, dalam keterangannya, di Jakarta, Selasa (7/6/2016).
Bahkan, jika ada pengusaha perikanan yang kesulitan membayar kredit tahun ini, dapat meminta penangguhan pembayaran. "Paling tidak dua tahun,” kata Susi.
Kini, kata dia, pihaknya [Kementerian Kelautan dan Perikanan] akan mengajak pemerintah daerah untuk bekerja sama dengan perbankan memperluas akses kredit kepada nelayan.
Sebelumnya, Susi juga mengatakan sektor perikanan semakin menjanjikan karena aneka kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan terbukti mendongkrak produksi dan pertumbuhan produk domestik bruto.
Untuk itu, Susi meminta kalangan perbankan membantu kebangkitan perikanan. "Agar aksesnya bisa dimanfaatkan oleh pelaku usaha dan nelayan lokal,” ujarnya.
Beberapa waktu lalu, Wakil Presiden Jusuf Kalla mewacanakan suku bunga kredit usaha rakyat (KUR) 9% dan 7% pada 2017.
Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya KKP Slamet Soebjakto mengatakan penurunan suku bunga harus dibarengi dengan peningkatan kepercayaan bank oleh para pembudi daya ikan. Apalagi, NPL sektor perikanan budi daya lebih kecil dibandingkan dengan perikanan tangkap.
“Kami menyambut baik rencana bunga 7%. Bagaimana pun budi daya bisa besar kalau ada dukungan pembiayaan,” ujarnya.
Slamet berujar saat ini beberapa bank berani mematok bunga kredit komersial pada kisaran 9,9%. KKP akan terus memfasilitasi pelaku usaha, baik skala besar maupun usaha kecil, untuk mendapatkan pinjaman perbankan.
Caranya, membantu mendapatkan sertifikasi tanah, pendampingan teknologi, hingga mencarikan pembudi daya yang bagus dan bisa dipercaya bank-bank.
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) memperkirakan selama 2015-2020 Indonesia membutuhkan investasi sektor perikanan sekitar Rp450 triliun. Rinciannya, investasi di sektor perikanan tangkap sebesar Rp127 triliun dan Rp327 untuk perikanan budi daya.