Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPS: Januari-April, Volume Penumpang Pesawat Domestik Tumbuh

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penumpang angkutan udara domestik sepanjang Januari-April 2016 mencapai 24,6 juta orang, naik 18,5% dari periode yang sama tahun lalu.
Penumpang Pesawat di Bandara. /Antara
Penumpang Pesawat di Bandara. /Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penumpang angkutan udara domestik sepanjang Januari-April 2016 mencapai 24,6 juta orang, naik 18,5% dari periode yang sama tahun lalu.

Dari total penumpang yang diangkut tersebut, sebanyak 26,04% atau 6,4 juta penumpang datang dari Bandara Soekarno Hatta Cengkareng. Kemudian, disusul Bandara Juanda Surabaya dengan porsi kontribusi sebesar 10% atau 2,4 juta orang.

Pada saat bersamaan, jumlah penumpang angkutan udara ke luar negeri mencapai 4,7 juta orang, naik 6,32% dari periode yang sama tahun lalu. Adapun, jumlah penumpang ke luar negeri terbesar melalui Soekarno Hatta, yakni sebanyak 2,1 juta orang.

Direktur Arista Indonesia Aviation Center (AIAC) Arista Atmadjati mengatakan kenaikan jumlah penumpang disebabkan kolaborasi antara operator penerbangan dengan Kementerian Perhubungan, selaku regulator dalam mengembangkan jaringan penerbangan.

“Ini dikarenakan, maskapai dan Kemenhub banyak membuka rute-rute dari second city ke second city lainnya [rute di luar Jakarta]. Selama ini, kan kebanyakan kita mengenal dari Jakarta lalu kemana, dan sebaliknya,” katanya di Jakarta, Rabu (01/06).

Arista berharap kapasitas pesawat untuk rute yang menghubungkan antar kota atau kapabuten kian diperbanyak. Alhasil, utilisasi kapasitas pesawat dari maskapai dalam negeri menjadi lebih optimal dibandingan tahun-tahun sebelumnya.

Dia menilai kinerja keuangan maskapai dalam negeri pada tahun ini seharusnya bisa lebih baik ketimbang tahun lalu. Apalagi, lanjutnya, jumlah penumpang sepanjang tahun berjalan ini tumbuh hingga dua digit dibandingkan dengan tahun lalu yang tumbuh satu digit.

“Secara historis, kuartal pertama itu memang agak turun, lampu merah lah. Tapi pada kuartal kedua itu sudah recovery. Nah, pada kuartal ketiga dan keempat, maskapai baru akan mulai tancap gas,” tuturnya.

Melihat historis tersebut, Arista menilai langkah sejumlah maskapai mengurangi frekuensi penerbangan cukup wajar, terutama saat musim puasa. Menurutnya, jumlah penumpang di musim itu bisa turun hingga 50%.

Dia menuturkan permintaan jasa angkutan udara akan mulai melesat satu pekan sebelum Lebaran. Sejak itu, sambung Arista, jumlah penumpang angkutan udara akan mulai meningkat secara signifikan hingga akhir tahun ini.

“Kapasitas dikurangi sampai 50%, saya kira masih wajar. Lion air mengurangi frekuensi hingga 227 frekuensi, yah saya enggak kaget. Karena memang perjalanan banyak dikurangi, baik dari corporate, traveling maupun visit family relative,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper