Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Brand Footprint 2016, Ini Sejumlah Merek Lokal yang Mulai Menanjak

Coca Cola adalah merek yang paling sering dipilih oleh konsumen di dunia, lebih dari 45% rumah tangga di dunia pernah membeli Coca Cola dan dibeli sekitar 13 kali dalam setahun.
Ilustrasi/Jibi
Ilustrasi/Jibi

Bisnis.com, JAKARTA - Coca Cola adalah merek yang paling sering dipilih oleh konsumen di dunia, lebih dari 45% rumah tangga di dunia pernah membeli Coca Cola dan dibeli sekitar 13 kali dalam setahun.

Coca Cola juga menjadi merek yang paling sering dipilih di 10 negara termasuk AS, Meksiko, Amerika Tengah, dan beberapa negara lainnya.

Demikian hasil Brand Footprint 2016 yang dirilis oleh Kantar Worldpanel, Kamis (26/5/2016).

Brand footprint adalah penelitian yang dilakukan oleh Kantar Worldpanel setiap tahun, dasar pengukurannya dilakukan dengan menggunakan metriks Consumer Reach Point (CRP), yaitu, seberapa banyak rumah tangga membeli sebuah merek (penetrasi) dan seberapa sering merek tersebut dibeli oleh konsumen (frekuensi).

Dengan kata lain, Brand Footprint menunjukkan kekuatan berbagai merek dan mencakup 15.000, sebanyak 200 kategori, dan 44 negara di seluruh dunia.

Brand Footprint meliputi sektor- sektor FMCG, seperti sektor makanan, minuman, kebutuhan rumah tangga dan kesehatan serta kecantikan.

anny Murhayati, New Business Development Director Kantar Worldpanel Indonesia, Brand Footprint ini dapat memberikan beberapa manfaat bagi para pelaku di industri FMCG, seperti dapat melihat kelebihan dan kelemahan dari suatu merek dan juga untuk membandingkan performa suatu merek dengan merek pesaingnya.

"Hal ini dapat membantu para pemain FMCG untuk merancang strategi yang tepat di dalam meningkatkan performa produk atau merek," ungkapnya.

Dia juga memberikan gambaran bahwa disamping meningkatkan jumlah konsumen , membuat konsumen membeli dengan lebih sering juga tidak kalah penting untuk meningkatkan penjualan.


Tidak hanya global ranking, Brand Footprint juga merilis Indonesia ranking. Di Indonesia, Brand Footprint menggunakan sampel 5.680 rumah tangga yang mewakili 85% dari seluruh rumah tangga di area Urban Indonesia.

Beberapa hal yang menarik dari hasil Brand Footprint 2015 untuk Indonesia Urban adalah sebagai berikut:

Indomie menduduki peringkat 1, untuk merek yang paling sering dipilih oleh konsumen Indonesia (tidak hanya itu, Indomie juga masuk sebagai peringkat ke 8 untuk ranking dunia). Indomie memiliki pangsa pasar yang besar di negara-negara lain seperti Malaysia, Turki, Vietnam, dan Nigeria. Bahkan di Nigeria, Indomie juga berhasil menduduki peringkat 1 merek yang paling dipilih oleh konsumen Nigeria.

Selain Indomie, Mie sedap menduduki peringkat kedua untuk Brand footprint di Indonesia. Tidak mengherankan, mie instan memang merupakan kategori yang memiliki jumlah pembeli yang sangat besar (hampir semua rumah tangga di Indonesia) dan dibeli paling sering oleh konsumen di Indonesia yaitu hampir seminggu dua kali.

Selain menawarkan kemudahan untuk mengkonsumsinya, jangkauan distribusi kedua merek teratas ini sangat luas, promosi dan inovasi yang dilakukan pun sangat beragam, mulai dari iklan hingga variasi rasa yang beragam.

Dua dari sepuluh merek teratas datang dari kategori penyedap masakan (Masako dan Royco). Kepraktisan yang ditawarkan bagi rumah tangga di dalam hal memasak, menjadikan kedua merek ini menjadi merek yang sering dipilih.

Frisian Flag mampu berada di dalam merek teratas, dikarenakan merek ini bermain di banyak kategori (susu formula bayi, susu kental manis, susu cair, dan susu bubuk keluarga) sehingga mampu menarik banyak konsumen dan berakibat pada tingginya skor CRP. Begitu pula dengan Indofood yang bermain di banyak kategori.

Banyaknya jumlah rumah tangga yang membeli suatu merek atau tingginya tingkat penetrasi merupakan faktor pendukung untuk 5 merek teratas, yaitu Indomie, Mie Sedaap, Royco, Frisian Flag, dan So Klin.

Lebih dari 89% populasi rumah tangga di Indonesia, membeli kelima merek ini.

Menurut Lim Soon Lee, General Manager Kantar Worldpanel Indonesia, perkembangan suatu merek mengikuti satu faktor penting yang sederhana, yaitu jumlah pembeli. Seperti tertera dalam “Double Jeopardy Law”, bertumbuhnya frekuensi akan mengikuti pertumbuhan dari penetrasi.

Dari 10 peringkat teratas Brand Footprint 2016 di Indonesia, terdapat 6 merek dari produsen lokal dan 4 lagi dari perusahaan multi nasional. Sebagian besar merek peringkat atas berasal dari sektor makanan, dan sisanya berasal dari kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan personal.

Menurut Fabrice Carrasco, Managing Director VIP (Vietnam, Indonesia, Filipina), merek-merek lokal mendominasi di Asia, Amerika Latin, dan juga di berbagai belahan di Eropa.

"Jika kita melihat performance global, merek lokal tumbuh lebih tinggi (6,2%) dibandingkan dengan pertumbuhan total FMCG (4,7%), dan pertumbuhan global brands adalah 3,4%."

Merek-merek lokal pada umumnya memiliki kekuatan di kategori makanan dan minuman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper