Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) mulai menyusun sejumlah rencana kerja (renja) prioritas untuk dapat dicapai pada 2017 mendatang.
Penyusunan renja tersebut dilakukan sejak dini dengan harapan otoritas peternakan Tanah Air dapat mengambil langkah sesegera mungkin dalam upaya mencapai target-target yang diinginkan. Dari keterangan resmi yang dipublikasikan Ditjen Pternakan, ada sedikitnya 14 program prioritas pada 2017, yaitu :
(i) Peningkatan produksi daging sapi
(ii) Peningkatan produksi telur
(iii) Peningkatan produksi susu
(iv) Peningkatan produksi daging babi
(v) Peningkatan produksi daging kambing dan domba
(vi) Peningkatan produksi daging unggas
(vii) Peningkatan volume ekspor ternak dan produk hewan
(viii) Menggenjot investasi sub sektor peternakan
(ix) Mengintensifkan upaya menjaga kesehatan hewan
(x) Penjaminan keamananan produk hewan
(xi) Menggenjot volume ekspor produk peternakan
(xii) Penurunan volume impor produk pertanian strategis
(xiii) Menaikkan PDB Peternakan
(xiv) Meningkatkan Nilai Tukar Peternak.
Sekretaris DIrjen Peternakan Kementan , Riwantoro menyampaikan, pihaknya pun akan lebih memfasilitasi kegiatan-kegiatan di daerah dalam rangka mencapai target-target tersebut.
“Artinya perlu menyinergiskan kewenangan pemerintah pusat dan daerah dalam mendorong pembangunan peternakan dan kesehatan hewan di daerah untuk mewujudkan kesejahteraan peternak sesuai dengan karakteristik dan potensi daerah itu sendiri”, jelas Riwantoro.
Bisnis mencatat Ditjen Peternakan menghadapi banyak turbulensi dalam melakukan program-programnya tahun ini. Sebut saja saat pergolakan produsen pakan ternak terjadi akibat disetopnya impor jagung secara tiba-tiba oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman.
Lalu, jelang Kuartal III tahun lalu, sebanyak 8.000 pedagang daging di Jabodetabek pun melakukan aksi mogok missal karena harga daging yang tinggi. Belakangan, Komisi Pengawas Persaingan usaha (KPPU) menetapkan industri penggumakan sapi (feedloter) turut andil membatasi pasokan sapi saat itu sehingga harganya melonjak.
Belum lama ini, KPPU pun membidik pelaku perunggasan terintegrasi yang melakukan apkir dini induk ayam (parent stock/PS) atas dugaan kartel.