Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Alasan Aktivis Tolak Batu Bara di PLTU Cirebon

Tiga organisasi lingkungan Greenpeace Indonesia, Jaringan Advokasi Tambang, dan Walhi menolak peningkatan penggunaan batu bara di PLTU Cirebon, Jawa Barat karena meningkatkan risiko kepada warga dan lingkungan
Bisnis.com, JAKARTA -- Tiga organisasi lingkungan Greenpeace Indonesia, Jaringan Advokasi Tambang, dan Walhi menolak peningkatan penggunaan batu bara di PLTU Cirebon, Jawa Barat karena meningkatkan risiko kepada warga dan lingkungan.
 
Ketiga organisasi itu menyatakan pemerintah harus segera beralih dari sumber energi kotor ke energi terbarukan. Laporan Greenpeace Indonesia menyatakan penggunaan batu bara dapat meingkatkan 6.500 kematian dini per tahun karena terkait dengan penyakit pernafasan.
 
"PLTU Cirebon adalah salah satu dari sekian banyak PLTU yang akan memiliki rencana penambahan unit atau kapasitas di bawah proyek 35.000 MW. Namun rencana ekspansi ini mendapat perlawanan yang kuat dari masyarakat setempat," demikian pernyataan bersama tiga organisasi tersebut, Senin (16/5/2016).
 
Mereka menyatakan unit pertama telah beroperasi sejak Juli 2012, dan kerap bermasalah termasuk diantaranya meledak pada September tahun 2014. PLTU Cirebon ini didanai oleh investasi Jepang JBIC (Japanese Bank for International Cooperation) dan hingga kini masih terus mendapatkan penolakan dari masyarakat setempat.
 
Khalisah Khalid, Juru Bicara Eksekutif Nasional Walhi,  mengatakan protes yang dilakukan tiga organisasi itu adalah sebagai bentuk keseriusan menuntut tanggungjawab negara untuk segera berhenti memproduksi pembangunan yang berisiko tinggi baik.
 
"Presiden Jokowi memiliki pilihan: tetap dengan pendekatan business as usual untuk menghasilkan listrik dan melihat kehidupan dan kesehatan ribuan orang Indonesia," katanya. "Atau memimpin transisi dan ekspansi yang cepat untuk energi yang aman, bersih, dan terbarukan."
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper