Bisnis.com, PEKANBARU- Pemerintah Kota Pekanbaru mulai mewaspadai gejolak harga sembako yang kerap terjadi menjelang masuknya Ramadan.
Masirba Sulaiman, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru mengatakan salah satu penyebab kenaikan harga sembako adalah spekulasi distributor. Bahan sembako di Pekanbaru didistribusikan dari sentra pertaniannya di Sumatra Barat dan Sumatra Utara.
"Distributor sering menaikan harga karena sering terjadi masalah pada pendistribusian. Selain itu, spekulasi juga sering terjadi menjelang Ramadan karena tingginya kebutuhan rumah tangga," kata Masirba, Senin (16/5/2016).
Irba mengatakan ada beberapa bahan makanan yang mukai merangkak naik. Diantaranya, gula pasir dan daging sapi yang melambung 30%.
Harga gula pasir di pasar tradsional tercatat mencapai Rp18.000, naik dari harga biasanya Rp12.000. Sementara harga daging sapi dijual Rp150 ribu, meningkat dari harga sebelumnya Rp120.000.
"Beberapa harga lainnya juga tercatat merangkak naik," kata Irba.
Hal ini dikhawatirkan akan membuat perekonomian Pekanbaru mengalami inflasi yang tidak terkendali. Penyebab inflasi di kota itu biasanya dipicu oleh naiknya harga bahan sembako, seperti cabai merah dan beras.
Namun, di sepanjang bulan lalu, Pekanbaru mengalami deflasi 0,3% karena menurunnya harga beras. Badan Pusat Statistik menyebutkan harga beras menurun karena adanya panen masal pada bulan itu.
"Deflasi membuat perekonomian stabil. Namun, pada Mei 2016, inflasi tidak terkendali bisa saja terjadi karena meningkatnya harga bahan makanan," kata Kepala BPS Riau Mawardi Arsyad.
Untuk mengatasi hal ini, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru akan melakukan Operasi Pasar bersama Badan Usaha Logistik (Bulog).
Badan Usaha Logistik (Perum) Riau dan Kepulauan memastikan stok beras raskin aman hingga akhir Ramadan.
Hendra, Kepala Bidang Humas Bulog Riau-Kepri mengatakan stok beras mencapai 27.000 ton. Stok itu masih cukup untuk penyaluran selama enam bulan.
"Sebenarnya stok untuk Ramadan dipersiapkan 37.000 ton. Namun, stok 27.000 ton masih cukup untuk persediaan Ramadan," katanya.
Untuk mengantisipasi kenaikan harga beras menjelang Ramadan, Bulog berupaya mengoptimalkan penyaluran raskin atau rastra (beras sejahtera) keseluruh titik distribusi. Sehingga dengan begitu Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTSPM) tidak perlu membeli beras komersial di pasaran.
"Jika penyaluran tidak optimal, suplai beras bisa berkurang dan berakibat kenaikan harga. Karena permintaannya meningkat," kata Hendra