Bisnis.com, JAKARTA– Kebijakan Bank Sentral Eropa membantu mempertahankan pertumbuhan ekonomi di zona euro, meskipun dalam laju yang cukup lambat dan inflasi masih terlalu rendah, menurut Markit Economics.
Markit menyatakan dalam laporannya, Composite Purchasing Managers Index (PMI) untuk zona euro berada di level 53 pada bulan April, di atas level netral 50 dan berarti adanya ekspansi.
Sementara itu, PMI sektor jasa berada di posisi 53,1, dengan kepercayaan bisnis naik ke level tertinggi dalam tiga bulan terakhir dan laju pertumbuhan pesanan baru meningkat.
Laporan tersebut menunjukkan ekonomi 19 negara yang tergabung dalam zona euro tumbuh 1,5% secara tahunan pada awal kuartal kedua. Walaupun ekspansi tetap stabil, ada tanda-tanda bahwa hal ini sebagian besar didorong oleh adanya potongan harga, ditandai dengan menurunnya indeks harga.
"Pertumbuhan zona euro tersebut berbanding terbalik dengan pelamahan di AS dan Inggris, yang menunjukkan bahwa stimulus ECB yang lebih agresif sangat membantu,. (Permintaan domestik) meningkat sejalan dengan mata utang, sehingga membantu mengimbangi permintaan ekspor yang lesu," kata ekonom Markit Chris Williamson seperti yang dikutip dari Bloomberg.
Menurut Markit, walaupun inflasi tetap di bawah target ECB, kebijakan termasuk pemangkasan suku bunga ke rekor terendah, perluasan pembelian obligasi dan dimulainya program tambahan pinjaman untuk bank tampaknya juga berdampak pada ekonomi.
Peningkatan terbesar dalam pertumbuhan jasa berada di Spanyol dan Jerman. Prancis kembali ke arah ekspansi setelah dua bulan sebelumnya mengalami kontraksi.
