Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kadin Menilai Ekstensifikasi Lahan Sawit Masih Diperlukan

Ektensifikasi berupa perluasan lahan sawit masih dibutuhkan mengingat pemanfaatan lahan perkebunan sawit di Indonesia masih terbilang kecil hanya sekitar 5% dari luas hutan.
Siluet pekerja merapihkan tumpukan Kelapa Sawit di perkebunan kelapa sawit di kawasan Jawa Barat, belum lama ini. /Bisnis.com-Nurul Hidayat
Siluet pekerja merapihkan tumpukan Kelapa Sawit di perkebunan kelapa sawit di kawasan Jawa Barat, belum lama ini. /Bisnis.com-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA--Ektensifikasi berupa perluasan lahan sawit masih dibutuhkan mengingat pemanfaatan lahan perkebunan sawit di Indonesia masih terbilang kecil hanya sekitar 5% dari luas hutan.

Ketua Kadin Rosan Perkasa Roeslan Rosan berpendapat, ekstensifikasi lahan itu harus dilakukan karena komoditas unggulan Indonesia itu mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.

“Dengan luasan lahan sekitar 11 juta hektare, industri sawit mampu menyerap tenaga kerja hingga 20 juta. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk mendorong industri yang mendukung penciptaan lapangan pekerjaan,” kata Rosan Seminar Tata Ruang Nasional Bidang Agribisnis, Pangan dan Kehutanan, di Menara Kadin dikutip Antara (29/4).

Rosan juga mengingatkan, perlunya pemerintah lebih terbuka dan berdiskusi dengan dunia usaha terkait berbagai kebijakan. Dunia usaha menginginkan adanya komunikasi yang intens dan transparan dengan pemerintah ditengah dinamika yang terus berkembang cepat. Komunikasi ini penting mengingat peran sawit yang besar dan mampu menyerap tenaga kerja serta menjadi andalan devisa Indonesia.

Menurut Rosan, dunia usaha di Indonesia sangat memahami pentingnya pertumbuhan yang berkelanjutan (sustainable) karena sudah menjadi tuntutan global.

Dalam berbagai kebijakan itu, kata Rosan perlu ada keseimbangan menyangkut tiga pilar yakni people (masyarakat), prosperity (kesejahteraan) dan planet (bumi). Keseimbangan juga perlu dikomunikasikan.

“Lebih baik pemerintah dan dunia usaha usaha gontok-gontokan ke dalam negeri tetapi bisa keluar dengan satu suara, daripada membiarkan dunia usaha kebingungan dengan berbagai kebijakan yang tiba-tiba,” kata dia.

Ketua Komite Tetap Perkebunan Kadin Rudyan Kopot menambahkan intensifikasi perkebunan sawit yang diusulkan pemerintah hanyalah salah satu program untuk meningkatkan produksi melalu peremajaan (replanting). Sementara itu, ekstensifikasi merupakan cara lain yang harus tetap dilakukan agar Indonesia bisa mencapai mandiri pangan.

 Rudyan berpendapat, peningkatan produktivitas petani sawit juga perlu penyelesaian  tata ruang  bahkan pemutihan bagi para petani. Hal ini merupakan hambatan utama dalam pelaksanaan intensifikasi karena tata ruang yang belum selesai dan pihak perbankan tidak dapat mengakses pembiayaan terhadap petani.

Data FAO mengungkapkan, bahwa luas daratan yang dipergunakan untuk pertanian di Indonesia hanya 53 juta. Luasan tersebut sudah termasuk 22 juta hektar areal perkebunan untuk berbagai komoditas.

“Dengan tingkat produksi dan teknologi serta infrastruktur yang ada saat ini, luasan itu jelas sangat tidak memadai untuk Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar.

Dia membandingkan areal pertanian di Amerika Serikat mencapai 409 juta hektar atau 45%  dari luas daratan yang mencapai 914 hektar dengan penduduk 317 juta. Sementara itu, di Brazil, total areal pertanian seluas 275 juta hektar atau 33 % dari luasan daratan yang mencapai 845 dengan jumlah penduduk mencapai 198 juta.

 “Bandingkan dengan total pertanian di Indonesia yang hanya 56 juta atau 30% dari toal daratan seluas 181 juta hektar dengan penduduk 246 juta yang akan meningkat hingga 315 juta dalam beberapa tahun kedepan,” kata Rudyan.

Karena itu, kata Rudyan, ektensifikasi dan intensifikasi mutlak dilakukan. “Ekstensifikasi memerlukan tambahan areal yang berasal dari kawasan hutan yang terdegradasi;” kata dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper