Bisnis.com, JAKARTA - Duta Besar Australia Paul Grigson mendesak Indonesia untuk menyamakan tarif bea masuk gula mentah seperti Thailand sebesar 5% untuk negaranya.
Hal tersebut dikatakan oleh Direktur Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan Kementerian Perindustrian Abdul Rochim.
Namun, hingga saat ini Regional Comprehensive Economic Partnership antara Indonesia-Australia belum selesai dibahas. Perlu diketahui, lebih dari 50% impor gula berasal dari Thailand.
“Masalahnya, kalau dengan Asean kami sudah kerja sama, tapi kalau dengan Australia belum selesai dibahas. Kalau selain Asean (bea masuknya) Rp550 per kg untuk gula mentah dan gula sebesar Rp790 per kg. Kami belum memutuskan,” katanya di Jakarta pada Kamis (28/4/2016).
Kementerian Perindustrian akan menawarkan kerja sama dengan pihak Australia terutama bagi produk ekspor Indonesia ke Australia.
Total impor raw sugar Indonesia hampir 3 juta ton untuk industri makanan dan minuman. “Selisihnya dengan Australia hampir separuh.”
Lebih dari 80% gula dunia diproduksi di Australia yang diekspor dalam bentuk gula mentah. Asia telah menjadi pasar utama Australia, termasuk Indonesia, Korea Selatan, Jepang, dan Malaysia.
Menurut data Badan Pusat Statistik, Thailand menjadi suplier gula terbesar bagi Indonesia dengan volume 1,5 juta ton atau senilai US$674 juta pada 2014. Sedangkan Australia berada di posisi kedua dengan volume 887.888 ton atau senilai US$396 juta atau sama dengan kontribusi 30,26%.