Bisnis.com, JAKARTA - Total E&P Indonesie belum memberi keputusan terhadap posisinya di Blok Mahakam pasca 2017 yaitu saat kontrak pengelolaan berakhir.
Vice President Corporate Communication HR and Finance Total E&P Indonesie Arividya Noviyanto mengatakan hingga saat ini pihaknya masih melakukan pembahasan apakah Total akan tetap terlibat dalam pengelolaan Blok Mahakam meski dengan saham partisipasi yang lebih kecil.
Adapun, di Blok Mahakam saham Total 50% dan Inpex 50%. Namun, dalam kontrak baru menyebut PT Pertamina (persero) sebagai operator dapat bermitra dengan kontraktor eksisting dengan pengurangan interest maksimum 30% atau masing-masing 15% bagi Inpex dan Total.
"Belum, belum [diputuskan]," ujarnya saat ditemui seusai acara Town Hall Meeting di Kantor SKK Migas Jakarta, Senin (18/4/2016).
Kendati belum kunjung memberi keputusan, pihaknya menyebut tak ada batas waktu kapan masa terakhir kontraktor eksisting menyatakan sikap.
Sebelumnya, Direktur Total EP Arnaud Breuillac melakukan pertemuan dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral terkait Blok Mahakam. Dalam pertemuan tersebut, Total menyatakan akan melakukan kajian terhadap pembelian saham minoritas yaitu 15% dan Inpex 15%.
Bila ternyata tak sesuai dari aspek komersial, Total menjamin masa transisi tetap berjalan dengan baik. Hal itu, katanya, terlepas dari sikap Total akan memiliki saham partisipasi pada blok tersebut setelah 2017.
Blok Mahakam ditandatangani kontrak bagi hasilnya pada 6 Oktober 1966. Kemudian, diperpanjang satu kali dan akan berakhir pada 31 Desember 2017.
Saat ini, pemegang interest adalah 50% dimiliki Total E&P Indonesie dan 50% oleh Inpex Corporation. Kendati telah dikelola selama 50 tahun, cadangan terbukti yang tercatat dari Kementerian ESDM hingga 1 Januari 2015, gas 3,9 TSCF; 46,6 MMSTB minyak bumi dan 116,8 MMSTB gas.
Sementara, Senior Communications and Relations Manager Inpex Corporation Usman Slamet mengatakan pihaknya masih mau menjadi mitra di Blok Mahakam.
Bila ada kesempatan untung bergabung kembali, pihaknya akan memanfaatkan kesempatan itu. Meski begitu, hingga kini pembahasan masih berlangsung dengan Pertamina sebagai operator barunya. "Kita sih mau menjadi mitra. Kalau ada opportunity untuk masuk, saya masuk," katanya.