Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyek LRT Bandung Raya Dibiayai APBN

Pemerintah Kota Bandung memastikan proyek Light Rail Transit (LRT) di Bandung Raya bakal dibiayai seluruhnya dari APBN.
Light rail transit/www.cbc.ca
Light rail transit/www.cbc.ca

Bisnis.com, BANDUNG--Pemerintah Kota Bandung memastikan proyek  Light Rail Transit (LRT) di Bandung Raya bakal dibiayai seluruhnya dari APBN.

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan saat ini disiapkan perpres tersendiri proyek LRT, karena perencanaannya harus disesuaikan kembali.

"Keputusan ini melebihi ekspetasi kita, ternyata oleh Pak Jokowi diberi bonus. Jadi semua LRT Bandung akan dibiayai APBN," ujarnya, Jumat (15/4).

Menurutnya, perpres tersebut dalam waktu dekat akan menunjuk satu BUMN untuk mengerjakan detailed engineering design (DED) serta pengerjaan proyeknya.

Adapun, pengerjaan kereta cepat yang akan diprioritaskan terlebih dulu yakni koridor dari Tegalluar ke Kota Bandung.

"Tapi nanti yang ke Sumedang atau Kabupaten Bandung juga sama, cuma sekarang yang Kota Bandung dulu," paparnya.

Oleh karena itu, lelang LRT Kota Bandung koridor I yang rencananya digarap konsorsium dan dalam proses lelang langsung dihentikan.

Untuk satu koridor LRT memiliki panjang 11 kilometer dengan biaya Rp500 miliar. Minimal akan menghabiskan dana Rp30 triliun untuk keseluruhan proyek LRT Bandung Raya. Kalau di Kota Bandung cuma Rp10 triliun.

Dia menjelaskan, secara asumsi jalur koridor LRT Bandung Raya keseluruhan mencapai 60 kilometer.

Menurutnya, keberadaan LRT ini untuk mengatasi persoalan kemacetan yang kerap terjadi di Bandung Raya. "Jadi LRT ini salah satu solusi untuk angkutan publik bagi masyarakat agar tidak macet."

Dia menambahkan, pihaknya akan mulai sosialisasi ke berbagai wilayah yang terdampak oleh LRT, agar berbagai kendala di lapangan bisa teratasi secara cepat.

"Kami harap seluruh pihak mendukung adanya proyek ini agar target sesuai dengan harapan yakni pada 2018," katanya.

Di tempat yang sama, Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus menyinergikan agar konektivitas LRT Bandung Raya bisa terealisasi pada 2018.

Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Dedi Taufik mengatakan pihaknya terus melakukan komunikasi bersama pemerintah daerah di Bandung Raya agar terjadi sinergitas.

"LRT sudah disosialisasikan, kami melakukan korodinasi sinergitas infrastruktur sehingga konektivitas LRT terintegrasi dengan kereta api cepat," ujarnya.

Hasil rapat terbatas dari Presiden menyimpulkan sementara apabila LRT Bandung Raya harus terintegrasi dengan kereta cepat. Sehingga pemerintah daerah di Bandung Raya seperti Pemkot Bandung, Pemkot Cimahi, Pemkab Bandung, Pemkab Bandung Barat, dan Pemkab Sumedang harus ikut andil dalam proyek ini.

Untuk itu, dalam waktu dekat pihaknya akan menyusun rancangan peraturan presiden untuk LRT ini untuk disampaikan kepada pemerintah pusat.

Dia menjelaskan, seluruh proyek LRT Bandung Raya direncanakan akan dibiayai seluruhnya oleh APBN sehingga tidak akan ada konsorsium di dalamnya. BUMN nantinya akan ditunjuk sebagai pelaksana proyek untuk membangun LRT.

Dia menjelaskan, koridor LRT di Bandung Raya seluruhnya akan melewati lima daerah yakni Kabupaten Sumedang, Kota Bandung, Kabupaten Bandung, KBB, dan Kota Cimahi.

Terkait dengan tata ruang yang harus menyesuaikan dengan kereta cepat, Dedi menjelaskan, hal itu sudah direvisi oleh masing-masing daerah. Bahkan, Kota Bandung sudah menyesuaikannya yang terangkum dalam Perda Nomor 10 Tahun 2015.

"Kota Bandung sudah melakukan studi awal pada 2012 dan Pemprov Jabar pada tahun lalu."

Adapun untuk nilai investasi proyek LRT Bandung Raya pihaknya belum bisa menentukannya. Karena menurutnya saat ini masih dalam tahap sosialisasi dan sinergitas antarpemerintah daerah.

"Yang penting kita harus terus mengintensifkan proyek ini agar terealisasi guna memecah persoalan kemacetan di Bandung Raya," ujarnya.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung Didi Rudwandi mengatakan semua koridor LRT di Kota Bandung seluruhnya akan masuk ke dalam Bandung Raya.

Menurutnya, proyek LRT di Bandung Raya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kereta cepat. Dengan demikian, proyek LRT di Kota Bandung seluruhnya dibiayai dari APBN tanpa membebani APBD.

"Tadinya koridor I oleh Kota Bandung, namun seiring berjalannya waktu seluruhnya disatukan dengan Bandung Raya. Jadi semuanya terkoneksi satu sama lain," katanya.

Dia mengaku, sudah merevisi rencana detail tata ruang (RTRW) soal proyek LTR Bandung Raya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper