Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Diminta Lanjutkan Inovasi Tekan Biaya LNG

Royal Dutch Shell Plc. menilai pelaku industri gas alam cair (liquified natural gas/LNG) perlu melanjutkan inovasi untuk menekan biaya modal (capital cost) di segala mata rantai.
FLNG Petronas. /Ilustrasi-petronas
FLNG Petronas. /Ilustrasi-petronas

Bisnis.com, JAKARTA – Royal Dutch Shell Plc. menilai pelaku industri gas alam cair (liquified natural gas/LNG) perlu melanjutkan inovasi untuk menekan biaya modal (capital cost) di segala mata rantai.

Upaya ini bertujuan agar LNG bisa semakin kompetitif dibandingkan sumber energi lainnya seperti batu bara dan energi terbarukan.

Ben van Beurden, CEO Royal Dutch Shell Plc. mengatakan salah satu fokus penting dalam inovasi tersebut adalah persoalan desain pembangunan dan kontruksi (design, engineering and construction).

“LNG plant menjadi lebih mahal karena kita menggunakan lebih banyak waktu untuk merencanakannya, karena kita menghadapi produktifitas yang rendah saat membangunnya, dan karena kita sering bekerja di lokasi yang kompleks,” katanya saat membuka Konferensi LNG18 di Perth, seperti dikutip dari LNGworldnews, Selasa (12/4/2016).

Beurden mengungkapkan industri perlu mengubah tren tersebut dan standarisasi dari desain pembangunan dan kontruksi menjadi salah satu kunci. Selain itu, industri juga perlu bekerja lebih efektif dan efisien dalam mata rantai.

Dia mencontohkan pihaknya ikut terlibat dalam efisiensi tersebut, misalnya melalui proyek fasilitas LNG terapung (floating LNG) Prelude yang diharapkan mulai berproduksi pada akhir tahun ini.

Floating LNG akan digunakan untuk membantu membuka lapangan yang berlokasi di wilayah remote, dimana di masa lalu membutuhkan biaya besar dan sulit untuk dibangun. Prelude, merupakan proyek pionir, ini sangat baik saat tahap konstruksi dan kami telah memetik pelajaran dari ini,” katanya.

Menurutnya, saat ini telah ada standarisasi desain yang tergantung dari komposisi dan letak reservoir gas. Misalnya, dengan menambahkan pradesain modul top-side yang berbeda dan sistem offloading.

Menurutnya, Prelude dirancang untuk mengekspor LNG, LPG dan kondensat dari lapangan gas yang kaya sumber daya. Namun, ada juga banyak disebut ladang gas ‘ramping’ yang tidak menghasilkan sebanyak LPG dan kondensat.

"Untuk menghasilkan lebih banyak LNG, kami telah membuat beberapa perubahan pada desain Prelude dan dikembangkan 'FLNG Ramping'. Kami berharap FLNG Ramping bisa menjadi kompetitif lebih besar pada ladang gas ramping," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lukas Hendra TM

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper