Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menhub Jonan: RI Belum Punya Kapal Penanam Kabel Optik Bawah Laut

Kebutuhan kapal penanam kabel optik bawah laut sangat banyak terutama untuk melayani perusahaan telekomunikasi yang berekspansi di luar pulau Jawa.
Seorang pekerja menyambung kabel serat optik di sebuah pabrik kabel./Bisnis-Swi
Seorang pekerja menyambung kabel serat optik di sebuah pabrik kabel./Bisnis-Swi

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perhubuangan Ignasius Jonan menyatakan Indonesia sampai saat ini belum memiliki kapal khusus penanam kabel optik bawah laut.

Akibatnya, kita harus mendatangkan kapal dari luar negeri untuk menanam kabel serat optik di laut Indonesia.

Padahal, tegas Menhub, sebagai negara kepulauan kebutuhan kapal penanam kabel optik bawah laut sangat banyak terutama untuk melayani perusahaan telekomunikasi yang berekspansi di luar pulau Jawa.

"Kapal khusus pasang kabel laut Indonesia enggak punya. Yang punya Malaysia, " katanya dalam seminar Forum Perhubungan bertema Peluang Investasi Swasta Dalam Pengembangan Infrastruktur Perhubungan Laut, di Hotel Borobudur Jakarta, Selasa (29/3/2016).

Seminar itu menghadirkan pembahas antara lain Ketua Umum Iperindo Eddy K Logam, Ketua Umum ABUPI Aulia Febri, Sekjen DPP INSA Budi Halim dan Plt Dirjen Perhubungan Laut Umar Aris.

Jonan meminta Indonesian National Shipowners Association (INSA) membangun kapal khusus penanam kabel optik bawah laut yang kebutuhannya cukup besar di tengah tumbuhnya industri Information, Communications & Teknology (ICT).

Selama ini, Menhub memaparkan dirinya harus menandatangani izin pengoperasian kapal asing khususnya kapal penanam kabel optik bawah laut.

"Coba INSA dibangun sendiri," tegasnya.

Selama ini, perusahaan telekomunikasi harus menyewa kapal asing penanam kabel optik bawah laut dengan harga sewa mencapai US$70.000 per hari.

Salah satu proyek penanam kabel serat optik bawah laut yaitu Luwuk-Tutuyan oleh Telkom sepanjang 348 km.

Telkom harus menyewa CS Teliri milik Elettra Company yang telah diakuisisi US$ 45 juta oleh Orange Telecom dari Prancis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hendra Wibawa
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper