Bisnis.com, JAKARTA—Otoritas investasi mengakui realisasi investasi dari China ke Indonesia tercatat lebih rendah dibandingkan komitmen investasi yang ada karena hadirnya beberapa kendala struktural.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menyebutkan dua kendala investasi China tak tersalur ke Indonesia. Pertama, hambatan bahasa yang menyebabkan komunikasi tak berlangsung lancar.
Sebagian besar penduduk China memang tak mahir menggunakan bahasa Inggris, terlebih bahasa Indonesia. Beberapa kesalahpahaman yang menghambat proses investasi terbukti memang terjadi.
Dia menyontohkan, ada investor China yang sudah membangun pabrik padahal pengajuan izin investor kepada pemerintah daerah belum mendapat tanggapan. Tak hanya itu, ada pula yang membeli lahan namun ternyata bukan lahan industri.
“Intinya masalah komunikasi, bagaimana perlu mendudukkan masalah bersama-sama,”ujarnya, beberapa waktu lalu.
Selain kendala bahasa, dia juga mengaku investor asal Negeri Tirai Bambu seringkali memilih mitra yang kurang tepat karena tak memahami pola bisnis di Indonesia secara cermat. Kesalahan dalam memilih mitra bisnis yang menjadi penghubung tentu akan menghambat proses realisasi investasi.
Berdasarkan data BKPM, total nilai investasi China ke seluruh negara tujuan di dunia sepanjang 2010-2015 tercatat US$219,9 miliar. Jumlah itu di luar sektor keuangan dan hulu Migas.
Dari nilai tersebut, porsi investasi China yang masuk ke Indonesia tercatat 11%. Indonesia menempati urutan kedua sebagai negara tujuan investasi terbesar dari China setelah Amerika Serikat.